Kehadiran teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), hingga Mixed Reality (MR) telah memberikan pilihan baru. Tidak hanya bagi industri game namun industri umum lainnya. Meskipun jumlah penggiat startup yang menyasar teknologi VR, AR dan MR masih tergolong sedikit, tapi keberadaannya di Indonesia sudah makin familiar dan banyak digunakan masyarakat umum.
Nah pada online class sesi 7 di DG Fest 2021, kali ini membahas tentang sejarah AR dan VR yang berkembang di Indonesia. Ditemani dengan dua praktisi yang ahli di bidang tersebut, yakni Lee Marvin, VP Gamification AGATE dan Evan Surya Kusuma, Founder Virtu.
Pembahasan ini sangat menarik karena teknologi AR dan VR mulai dikenal oleh masyarakat Tanah Air. Tapi tidak sedikit juga yang masih belum mengenal teknologi canggih tersebut. Pasti banyak yang bertanya-tanya bagaimana sejarah AR dan VR bermula? Menjawab hal itu, Lee Marvin menyebutkan bahwa teknologi AR dan VR berasal dari hasil penelitian militer Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Tidak seperti seperti perangkat VR sekarang, bentuk perangkat VR yang diciptakan pada tahun 1960-an memiliki bentuk yang sangat besar.
Walau belum bersifat komersil dan kebanyakan digunakan untuk pendidikan, konstruksi, dan kesehatan, teknologi VR sudah cukup familiar digunakan di Amerika Serikat. Pada tahun 1980-an teknologi VR ini kemudian kembali hadir dengan produk yang lebih canggih, tapi sekali lagi belum banyak digunakan masyarakat umum.
Hingga pada tahun 2010-an terdapat perusahaan bernama Oculus kembali mengembangkan teknologi VR yang ditujukan untuk industri game. Hal itu pun mendapatkan respon yang positif karena berhasil memberikan kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan teknologi VR sebelumnya.
Menambahkan pernyataan Lee, Evan juga menjelaskan bahwa perkembangan teknologi VR saat itu sangat terbatas. Keterbatasan tersebut dikarenakan perangkat yang masih mahal dan cukup rumit untuk diproduksi. Terlebih saat itu perangkat VR masih menggunakan kabel sebagai penghubung daya.
Kini perangkat VR telah mudah untuk diproduksi, ditambah perangkat tersebut juga telah nirkabel. Hal ini juga berdampak pada harga yang semakin bisa terjangkau. Saat ini ada berbagai produsen yang membuat perangkat VR, mulai dari Oculus, HTC, hingga PlayStation. Kehadiran teknologi VR ini membawa pengalaman bermain yang sangat berbeda dibandingkan dengan menggunakan konsol atau PC lewat keyboard dan mouse.
Namun penggunaan teknologi VR kini tidak hanya sebagai bermain game, tapi juga untuk hal-hal lain yang produktif. Sehingga pengguna teknologi VR akan dimudahkan untuk membuat produk-produk digital yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini juga akan berdampak pada pelaku bisnis yang terjun dalam industri teknologi VR.
Terlebih baru-baru ini Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya dari Facebook menjadi Meta. Pengubahan nama ini juga mengubah pola bisnis mereka yang merevolusi era digital menjadi era VR dengan mengumumkan fitur canggih bernama Metaverse. Metaverse sendiri merupakan sebuah dunia virtual yang tengah dikembangkan oleh Meta. Dalam dunia virtual, pengguna akan bisa melakukan berbagai kegiatan interaksi secara digital. Tentunya ini didukung dengan perangkat VR Oculust Quest 2 yang digadang-gadang menjadi perangkat yang mendukung fitur canggih tersebut.
Tapi pastinya banyak yang bertanya kapan teknologi VR menjadi teknologi yang diadaptasi oleh khalayak luas. Menjawab pertanyaan itu, Lee Marvin menjelaskan dengan pengumuman rencana dunia virtual yang diumumkan oleh Mark Zuckerber, ia meyakini bahwa teknologi VRini akan segera diterima dalam 2 atahu 3 tahun mendatang.
Online class sesi 8
Di ujung acara DG Fest 2021, online class sesi 8 menjadi sesi yang memiliki pembahasan yang menarik. Karena pada sesi ini membahas tentang bagaimana mengumpulkan dan menganalisi data melalui gaming dan esport. Topik ini pun diisi oleh praktisi yang ahli di bidangnya, di antaranya; Daria Belous, Editor Escharts, Yabes Elia, Chief Editor Hybrid.co.id, dan Riset Wijoyo, GM Digital Lifestyle Performance & Settlement Telkomsel.
Pembahasan ini dimulai dengan pertanyaan mengenai bagaimana demografi pemain game dan esport di Indonesia dan global saat ini. Jawabannya pun sangat menarik, karena berdasarkan dari masing-masing praktisi. Daria Belous menuturkan lewat sebuah presentasi bahwa demografi pemain game dan esport di wilayah Asia pada kuartal Januari hingga September 2021 di dominasi oleh Indonesia. Dengan dua top game yang mendominasi di wilayah Asia, yakni Mobile Legends: Bang Bang dan PUBG Mobile.
Selanjutnya ada pertanyaan terhadap demografi gamer pria dan wanita di Indonesia yang menuju Yabes Elia. Ia menjelaskan ia sempat meriset demografi gamer pria dan wanita, hingga akhirnya menemukan data statistik pembagian game mobile dengan besaran 74% pria dan 70% wanita. Sehingga saat ini statistik demografi gamer di Indonesia antara pria dan wanita tidak jauh berbeda. Namun ia menambahkan bahwa data statisik gamer ini berbeda dengan data statistik pemain esport dan supporter esport. Bahkan jika mau diungkap lagi, maka data statistik itu akan jauh berbeda.
Hal menarik datang dari informasi yang diberikan oleh Riset Wijoyo, GM Digital Lifestyle Performance & Settlement Telkomsel yang menyebutkan berdasarkan data riset Newzoo dari bulan September 2021, total gamer di Indonesia diperkirakan sekitar 115 juta. Karena bisnis Telkomsel berbasis mobile, maka data riset itu dipersempit ke pengguna mobile. Hal tersebut menunjukan bahwa pelanggan Telkomsel yang bermain game sebesar sekitar 75 juta. Sehingga kurang lebih Telkomsel menguasai 65% dari total gamer di Indonesia. Bahkan sebanyak 45% dari total pelanggan Telkomsel adalah gamer.
Sedangkan ketika melihat demografi, gamer pelanggan Telkomsel lebih banyak terkonsentrasi di pulau Jawa, tepatnya di Jabotabek, Surabaya, dan beberapa kota besar lainnya. Sedangkan untuk di Sumatra tertinggi di daerah Medan, dan untuk area Timur, konsentrasi tertinggi di daerah Makasar.
Nah itu dia rangkuman dari online class sesi 7 dan 8 yang ada di DG Fest 2021. Jangan lupa ajak teman-temanmu untuk mengikuti festival gamer spektakuler dari Dunia Games yang diselenggarakan secara online!
Nantikan informasi seputar game dan esport lainnya serta jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram DuniaGames ya.
Kamu juga bisa beli voucher untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games!
Baca Juga >> 5 Keseruan yang Ada di DG Fest, Bisa Bertemu dengan Windah Basudara!