Pembelian Cepat
0 min reading

6 War Story yang Seru Dimainkan di Battlefield 1, Game Bertema Perang Dunia Pertama

Apa sajakah campaign utama atau War Story Battlefield 1 yang menghadirkan keseruan Perang Dunia Pertama itu? Berikut ini ulasannya! 

Games | 01 August

2021-07-29T16:53:02.000Z

Tema Perang Dunia memang laris untuk diangkat menjadi sebuah game, terutama game aksi atau bergenre FPS alias First Person Shooter. Walaupun kebanyakan game mengambil tema Perang Dunia Kedua, masih belum banyak yang mengangkat tema Perang Dunia Pertama yang tak kalah seru. Electronics Arts (EA) dan Dice yang terkenal dengan seri Battlefield-nya berhasil mengangkat tema Perang Dunia Pertama lewat mahakaryanya yang berjudul Battlefield 1 dan terkenal dengan War Story.

Dahsyatnya suasana Perang Dunia Pertama yang tak ada di perang lainnya disajikan di game Battlefield 1. Instalment Battlefield 1 menampilkan pertempuran parit dengan bahaya serangan senjata kimia gas beracun, perang pesawat capung dengan kapal balon udara Zeppelin, kavaleri berkuda yang masih memakai pedang dan tombak.

Apa sajakah campaign utama atau War Story Battlefield 1 yang menghadirkan keseruan Perang Dunia Pertama itu? Berikut ini ulasannya! 

1. Storm of Steel

Storm of Steel adalah prolog War Story game Battlefield 1, berlatar di tahun 1918, kamu bisa mengendalikan berbagai anggota pasukan Harlem Hellfighters, suatu unit tentara Afrika-Amerika saat mereka mempertahankan posisi mereka melawan serangan Jerman di Prancis. Kamu awalnya memulai permainan di dekat garis depan dan harus bertahan selama mungkin melawan gelombang serbuan tentara Jerman.

Jika kamu selamat dari serangan, rentetan artileri akan menghujani pasukanmu dan kemudian perspektif permainan Battlefield 1 akan beralih ke prajurit lainnya yang bisa kamu mainkan juga. Selama permainan misi pertama Battlefield 1 ini, seorang narator yaitu salah satu Harlem Hellfighters yang tidak disebutkan namanya memberikan komentar tentang keadaan perang ketika terjadi pertempuran berlanjut dan juga saat setiap tentara yang dikendalikan olehmu terbunuh.

Pada awal pertempuran, Harlem Hellfighters awalnya kalah dari Jerman, tetapi tank Inggris memaksa pasukan Jerman mundur sampai tank terhenti oleh artileri. Harlem Hellfighters melakukan serangan balasan dan mendorong Jerman mundur untuk mempertahankan posisinya.

Ketika kamu beralih perspektif ke prajurit terakhir dalam gameplay di misi pertama Battlefield 1 ini, seorang tentara Jerman mencoba untuk membunuh karakter kamu dengan sekop tetapi dihentikan oleh rentetan artileri yang menyapu bersih semua pejuang di medan perang dan membuat kamu tidak sadarkan diri.

Ketika karakter kamu mendapatkan kembali kesadarannya, ia awalnya terlihat sebagai satu-satunya orang yang selamat dari pertempuran, tetapi dengan cepat bertemu lagi dengan seorang tentara Jerman yang selamat juga.

Meskipun keduanya mengarahkan senjata mereka satu sama lain, kelelahan dan kejengahan muncul karena keduanya menyadari kesia-siaan situasi peperangan mereka, membuat kedua kombatan menurunkan senjata mereka. Permainan Battlefield 1 kemudian berlanjut ke sinematik pengantar yang membuka War Story lainnya.

2. The Runner

The Runner adalah War Story Battlefield 1 yang berlatar selama Pertempuran Gallipoli Turki di tahun 1915. Kamu sebagai pemain Battlefield 1 mengambil peran seorang tentara Australia dan veteran Perang Boer Kedua, Frederick Bishop.

Cerita dimulai dengan Bishop bertemu dengan Jack Foster seorang prajurit muda, yang mengatakan bahwa dia adalah anggota baru di timnya Bishop. Meskipun awalnya sinis, Bishop akhirnya menyetujui Foster bertempur bersamanya, dan memberitahu Foster untuk menahan diri dari pertempuran karena kurangnya pengalaman dan usianya yang masih muda.

Bishop menyerbu pantai Gallipoli di Tanjung Helles dan merebut posisi musuh yaitu pasukan Ottoman Turki yang strategis. Bishop menembakkan suar untuk menandakan posisinya tetapi ia dikejutkan oleh Foster yang ikut maju sendirian, dan tidak mematuhi perintah Bishop untuk hanya bergerak naik dengan sisa pasukan Sekutu.

Bishop mencaci-maki Foster karena kenaifannya yang memandang perang sebagai kegiatan yang mulia, mengingat Foster juga telah berbohong tentang usianya yang sebenarnya masih terlalu muda untuk mendaftar sebagai tentara. Foster menjadi terkejut saat melihat kengerian asli perang dengan  pembantaian di sekelilingnya, tetapi Bishop melunakkan sikapnya dan meyakinkan Foster bahwa mereka akan baik-baik saja.

Keesokan harinya, Bishop berinisiatif menjadi Runner pembawa pesan menggantikan Foster, yang dianggap Bishop tidak berpengalaman untuk tugas itu. Bishop kembali ke markas untuk menyampaikan pesan dan diselamatkan oleh Foster, yang menembak seorang tentara Turki Ottoman di dekatnya. 

Perwira Inggris Whitehall di garis depan mengutus Bishop ke komando belakang untuk menginformasikan bahwa pasukan Inggris berniat untuk menyerang maju lebih jauh. Tetapi Bishop menemukan komando pasukan sekutunya di garis belakang malah tidak ada, dan sadar bahwa ada rencana baru Inggris untuk mundur dari Gallipoli karena kekalahan dan melindungi penarikan pasukannya dengan tembakan artileri.

Mengingat bahwa Foster masih berada di garis depan, Bishop bergegas kembali untuk menjemputnya. Bertemu kembali dengan Whitehall, Bishop secara mengejutkan melihat bahwa Foster telah bergabung dengan serangan di benteng Ottoman. Bishop memutuskan untuk mengejar Foster, sementara Whitehall yang tertekan mengizinkan Bishop untuk tidak mematuhi perintah mundur agar Foster memberitahu dia bahwa dia tidak punya banyak waktu.

Bishop menemukan Foster dan memberitahu dia tentang serangan artileri yang akan segera terjadi, tetapi pemuda Australia itu mengatakan bahwa mereka tidak dapat mundur karena mereka terluka. Bishop menyerang benteng untuk melindungi penarikan mundur dan memberitahu Foster untuk menembakkan suar ketika penarikan pasukan selesai sehingga yang banyak pasukannya yang bisa mundur dengan selamat.

Bishop seorang diri merebut benteng pasukan Ottoman dan terluka parah dalam pertempurannya, tetapi ia melihat suar Foster di langit dan lega bahwa penarikan mundur pasukannya berhasil. Cerita berakhir saat Bishop akhirnya meninggal karena luka-lukanya, menyaksikan kapal perang Inggris menyerang benteng sebelum menutup matanya.

Ottoman akhirnya memenangkan Pertempuran di Gallipoli, dan beberapa penyintas terkenal seperti Mustafa Kemal Pasha memimpin Turki Modern pasca perang. Walaupun kalah, pasukan Australia dan Selandia Baru bertempur dengan gagah berani di Gallipoli di bawah bendera mereka sendiri, membedakan diri mereka dengan tentara Inggris dalam pertempuran.

3. Friends in High Places

Dalam cerita Battlefield 1 ini, berlatar musim semi tahun 1917, kamu mengendalikan Clyde Blackburn, seorang pilot dan penjudi Amerika dengan kebiasaan perilaku yang gemar menipu. Awalnya, Blackburn menipu George Rackham, seorang pilot bangsawan Inggris, dalam permainan kartu dan mencuri pesawat yang terakhir. Menyamar sebagai Rackham, Blackburn memperkenalkan dirinya kepada penembak Rackham yang bernama Wilson, dan keduanya memulai latihan udara.

Selama latihan, pesawat Jerman menyergap keduanya, dan kedua pilot mengambil foto pangkalan amunisi Jerman yang mereka temukan setelah melawan pejuang musuh. Meskipun Wilson enggan menunjukkan foto-foto itu kepada Komando Inggris karena takut dituduh membangkang, Blackburn membujuknya untuk melakukannya dengan tujuan mendapatkan medali kehormatan militer. Wilson setuju dengan syarat Blackburn bisa membawa mereka berdua dengan selamat dari misi berikutnya.

Blackburn dan Wilson mengawal pembom Inggris dalam serangan di pangkalan amunisi Jerman yang mereka foto. Meskipun markasnya hancur, Blackburn dan Wilson terjebak dalam ledakan bom dan jatuh terpisah di belakang garis musuh.

Blackburn menyelinap melalui posisi Jerman dan menemukan Wilson yang terluka. Menyadari bahwa dia tidak akan dapat kembali ke garis Inggris dengan aman saat membawa Wilson, Blackburn berpikir untuk mengakhiri hidup temannya dari penderitaan tetapi malah berubah pikiran ketika Wilson mengungkapkan bahwa dia tahu identitas asli Blackburn selama ini.

Blackburn membawa Wilson melalui “No Man’s Land” ke jalur yang aman tetapi ditahan oleh Provost Polisi Militer Inggris di bawah perintah Rackham. Dalam perjalanan ke pengadilan militer di London, kapal yang membawa Blackburn, Rackham, dan Wilson diserang oleh serangan udara Jerman, dan Rackham terbunuh. Blackburn dan Wilson mengemudikan sebuah pesawat tempur dan melawan serangan Jerman.

Blackburn dan Wilson pertama-tama menghancurkan gelombang pembom dan pesawat tempur Jerman sebelum menabrak Zeppelin Jerman dan menggunakan senjata anti-pesawatnya untuk menghancurkan Zeppelin lainnya. Kedua pilot melompat ke Sungai Thames London setelah Zeppelin jatuh ke tanah. Cerita War Story Battlefield 1 episode Friends in High Places ini berakhir saat Blackburn memanjat keluar dari sungai tanpa cedera, merenungkan pengalaman dan petualangannya.

Baca Juga:

4. Avanti Savoia!

Avanti Savoia! adalah War Story Battlefield 1 yang berlangsung selama musim gugur 1918 di Dolomites Italia Utara. Kamu berperan sebagai Luca Vincenzo Cocchiola, anggota unit Arditi Italia. Kisah episode Battlefield 1 ini disampaikan oleh Luca yang berusia tua bertahun-tahun lamanya setelah perang saat dia menceritakan kenangannya kepada putrinya di hari ulang tahunnya. Luca dan saudara kembarnya, Matteo, mengambil bagian dalam serangan besar untuk merebut benteng pasukan Austria-Hongaria, beberapa hari setelah ulang tahun ke-21 mereka.

Sementara Matteo mengambil bagian dalam serangan utama, unit Luca memainkan peran pendukung yaitu memusnahkan hambatan bagi pasukan utama yang maju. Mengenakan armor pelindung tubuh yang berat dan menggunakan senapan mesin besar MG08/15, Luca mempelopori serangan terhadap posisi kunci Austria-Hongaria, merebut titik pertahan, menghancurkan senjata artileri, dan menggagalkan serangan udara musuh.

Dalam keputusasaan untuk menghentikan serangan di bentengnya, para pengebom Austria-Hongaria memicu tanah longsor untuk menghalangi serangan Italia. Merasa panik untuk menyelamatkan saudaranya, Luca berangkat sendirian ke medan perang untuk menemukan unit saudaranya, dipersenjatai dengan Villar Perosa dan Beretta M1915. Sepanjang jalan, ia membantu unit Italia yang terperangkap dan menyerang maju ke arah benteng musuh.

Setelah mengamankan benteng, Luca menemukan sisa-sisa unit saudaranya dan menemukan saudaranya yang sudah meninggal; banyak kesedihan dan kekecewaannya. Luca yang berkabung di masa sekarang mengucapkan selamat tinggal dan selamat ulang tahun kepada saudaranya.

5. Through Mud and Blood

Through Mud and Blood adalah War Story Battlefield 1 yang berlatar pada Musim Gugur 1918 selama Pertempuran Cambrai dalam Serangan Seratus Hari. Kamu berperan sebagai Daniel Edwards, mantan sopir keluarga kaya yang mendaftar dalam perang sebagai pengemudi tank Inggris. Edwards ditugaskan ke tank Mark V yang dijuluki "Black Bess," dan bertemu dengan kru tanknya yang lain: Townsend, komandan kru tank; McManus, seorang penembak bersikap sinis yang meragukan kemampuan Edwards dan kemungkinan keberhasilan para kru; Pritchard, penembak lain di tank Black Bess; dan Finch, mekanik yang ramah.

Para kru tank harus menembus garis Jerman untuk mencapai kota Prancis Cambrai, dan membantu merebut posisi strategis dan menghancurkan artileri musuh. Finch sang mekanik terbunuh oleh tembakan senapan mesin sejak awal ketika mencoba memperbaiki tank, dan kemudian, tank tersebut terperangkap dalam lumpur dan dikepung oleh infanteri Jerman. Townsend memutuskan untuk memanggil serangan artileri pada posisi mereka sendiri dengan merpati pos yang disiapkan kru tank untuk menyelamatkan tank, walaupun McManus keberatan dengan hal itu.

Pritchard ditembak dan dibunuh musuh saat mencoba melepaskan merpati, memaksa Edwards untuk melakukannya, yang memungkinkannya untuk memanggil bantuan serangan artileri Inggris untuk menyelamatkan tank dari kepungan infantri Jerman. Kemudian mereka menghadapi kabut tebal di dekat Bourlon Wood, Edwards bertindak sebagai pengintai dengan berjalan kaki duluan untuk memandu jalannya tank.

Setelah mengamankan hutan, tank kembali dilanda masalah mekanis, dan Townsend mengirim Edwards dan McManus untuk mengambil kembali busi dari tank-tank Inggris yang banyak dipreteli oleh Jerman dari pertempuran sebelumnya. McManus yang sinis maah melakukan desersi karena tak sejalan dengan kerjasama kru lainnya dan meninggalkan misi. Namun, McManus berubah pikiran di kemudian hari dan kembali tepat pada waktunya untuk menyelamatkan Edwards dari serangan tentara Jerman.

Dengan diperbaikinya tank Black Bess, kru melanjutkan perjalanan ke stasiun kereta api yang dipertahankan oleh pasukan Jerman. Meskipun Bess adalah satu-satunya tank Inggris di daerah itu, kru menyerang stasiun kereta api untuk menipu Jerman agar berpikir bahwa serangan besar Inggris sedang berlangsung. Setelah mengalahkan pasukan Jerman di stasiun kereta api, tank melanjutkan ke Cambrai tetapi tidak dapat digerakkan lagi karena digempur oleh artileri musuh dan diserang oleh tentara Jerman.

Edwards dan McManus terluka melindungi tank, dan Townsend yang terluka parah mengorbankan dirinya dengan memicu kebocoran gas di dalam tank dan meledakkannya yang membunuh dirinya sendiri dan juga pasukan Jerman. Hancurnya Black Bess tetapi Edwards beserta McManus yang selamat, keduanya pun melanjutkan dengan berjalan kaki ke Cambrai. Episode War Story Battlefield 1 ini ditutup dengan menunjukkan bahwa dengan partisipasi lebih dari 300 tank di Pertempuran Cambrai, perang dunia pertama bisa berakhir sebulan kemudian.

6. Nothing is Written

Berlangsung pada musim semi 1918, pemain Battlefield 1 mengambil kendali Zara Ghufran, gadis  pemberontak suku Badawi dari jazirah Arab yang bekerja langsung bersama perwira intelijen Inggris T. E. Lawrence. Lebih dikenal sebagai Lawrence of Arabia, tokoh sejarah legendaris itu bersama Zara berjuang untuk melemahkan pendudukan Ottoman di Semenanjung Arab. Zara menyusup ke kereta Ottoman yang tergelincir di "Al-Ajdar" dan mengambil buku manual dengan kode komunikasi pasukan Ottoman.

Meskipun terjebak dalam perangkap oleh Tilkici, seorang perwira Ottoman, Zara diselamatkan oleh Lawrence dan beberapa pemberontak suku Badawi. Zara dan Lawrence memutuskan untuk menginterogasi Tilkici tentang cara menggunakan kode secara manual untuk mengundang Canavar kereta api tempur lapis baja Ottoman ke dalam jebakan, tetapi Tilkici mencemooh bahwa pemberontak tidak akan menang.

Setelah menginterogasi Tilkici, para pemberontak menemukan bahwa mereka harus menggunakan kapsul pesan yang dipegang oleh tiga perwira Ottoman untuk meminta kereta mundur. Zara berjuang sendirian, dan berhasil menyusup ke kamp Ottoman untuk melepaskan dua kapsul pesan oleh merpati pos sambil mengalahkan para komandan Ottoman. Namun, saat dia bersiap untuk melepaskan kapsul ketiga, dia pingsan dihantam oleh Tilkici, yang berhasil melarikan diri dari Lawrence.

Tilkici menyeret Zara ke padang pasir dan mengejeknya, karena Tilkici telah memerintahkan Canavar untuk menyerang markas Lawrence. Namun, Zara membunuh Tilkici duluan sebelum dia bisa mengeksekusinya. Kembali ke Lawrence, yang selamat dari serangan setelah Tilkici melarikan diri, Zara dan Lawrence memutuskan untuk menyerang kereta api tempur lapis baja Canavar saat berhenti untuk mengisi bahan bakar. Zara menyusup ke desa tempat Canavar berhenti dan menghancurkan bagian-bagian dari kereta untuk merusak pergerakan kereta api itu.

Pejuang Arab bernama Zara dan para pemberontak suku Badawi menghancurkan kereta dalam pertempuran sengit, mengakhiri ancaman besar Canavar terhadap pasukan mereka. Setelah mencapai "balas dendam" melawan Canavar, Zara bergabung dengan Lawrence untuk menyerang sasaran di Terusan Suez.

War Story Battlefield 1 ini ditutup dan menunjukkan bahwa meskipun Ottoman kalah perang, Inggris dan Sekutunya menolak untuk memberikan otonomi penuh kepada Arab dan konflik perebutan wilayah di wilayah Palestina tersebut berlanjut hingga abad ke-21. Karena itulah Episode War Story Battlefield 1 ini diberi judul Nothing is Written.

Demikianlah ulasan 6 campaign utama atau War Story Battlefield 1 yang menghadirkan keseruan Perang Dunia Pertama. Menurut kamu War Story Battlefield 1 manakah yang paling seru gameplay dan jalan ceritanya? Silahkan tulis opini kamu tentang War Story Battlefield 1 di kolom komentar ya

Nantikan informasi seputar game dan anime lainnya serta jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games untuk update info yang tak kalah menarik.

Kamu juga bisa beli voucher untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games! 

Baca juga >>> 6 Era Pertempuran yang Ada di Seri Battlefield Game Perang Multiplayer Lintas Zaman

Komentar ( 0 )

Please login to write a document.

Artikel Terkait

Gaspard Ulliel, Aktor Midnight Man, Meninggal Dunia Jelang Perilisan Moon Knight

Berita | 20 January

Cara Bermain JANKEN, Game NFT Free-to-Play Terbaru dari Cocone

Games | 27 December

5 Pemain Terbaik Selama PUBG Mobile Global Championship 2023

Games | 14 December

Bandai Namco Hingga Square Enix Dipastikan Akan Hadir dalam Ajang E3 2021

Berita | 07 May

Ada Wajah Raffi Ahmad di Mod eFootball 2024, Jadi Asisten Pelatih Persib!

Berita | 03 August

5 Kekuatan Dahsyat Milik Kizaru, Bisa Saingi Gear 5 Luffy!

Anime & Manga | 31 August

8 Anime Zombie Terbaik, Kisah Tentang Mayat Hidup Tak Selalu Mencekam di Anime!

Anime & Manga | 10 August

8 Tokoh Mitologi Yunani yang Muncul Sebagai Hero di Game AFK Champions

Games | 07 December