Dinyatakan Lakukan Doping, Pro Player Tekken Arslan Ash Disanksi Oleh IESF
Pro Player Tekken Arslan Ash Disanksi Oleh IESF Karena Positif Lakukan Doping
Games | 04 July
Oleh TekkenBandung
Dunia Esports Fighting games, khususnya Tekken, baru saja mendaptkan kabar yang cukup mengejutkan. Salah satu pemain legendaris di skema Esports Tekken Dunia asal Pakistan yaitu Arslan Ash, baru ini diumumkan mendapatkan sanksi dari Federasi Esports Internasional (IESF). Dalam rilis resmi di situs web mereka, IESF mengumumkan bahwa Arslan Ash mendapatkan hukuman dilarang bertandi larangan selama hampir tiga tahun karena dinyatakan melakukan Doping.
IESF memberikan sanksi kepada Arslan Ash setelah hasil tes Doping tahun 2022 menunjukkan bahwa ia positif menggunakan beberapa jenis steroid. Dalam tes itu, Arslan terdeteksi mengkonsumsi beberapa zat anabolik seperti 19 norandrosterone, 19 noretiocholanolone, metabolit stanozolol, dan metabolit metandienone.
Pengumuman Yang Dianggap Cukup Janggal
Pengumuman yang disampaikan oleh IESF inipun dianggap cukup janggal oleh banyak pihak. Hal ini karena jarak antara hasil tes dan penjatuhan sanki serta waktu pengumuman dari hasil dan hukuman kepada Arslan yang terpautcukup jauh.
Sebagai konteks, Arslan Ash melaksanakan tes Doping pada bulan April 2022 bertepatan dengan cara IESF WEC 2022 di Bali, dengan standar tes dari Lembaga World Anti Doping atau disingkat WADA. Hasil test tersebut keluar pada Desember 2022, dan Arslan dinyatakan positif lakukan doping.
Berkaca dari hasil tersebut, IESF kemudian menjatuhkan Hukuman larangan bermain terhadap Arslan dari semua event yang diselenggarakan oleh IESF mulai dari April 2022 hingga April 2025. Selain itu semua hasil yang didaptkan olehnya di WEC 2022 dan juga selama periode April 2022 hingga April 2025 tersebut juga dibatalkan.
Terlepas dari itu, melihat waktunya, bisa dikatakan kini Arslan justru telah bebas dari sanksi larangannya dan kini dapat kembali berpatipasi pada tournament yang diselenggarakan oleh IESF.
Selain itu, jenis tes yang dijalani Arslan sendiri sebenarnya lebih dirancang untuk atlet olahraga fisik, bukan untuk pemain esports. Selain itu, Zat-zat yang terdeteksi ini dikenal luas sebagai steroid anabolik-androgenik atau disingkat AAS, yang biasanya digunakan oleh binaragawan untuk meningkatkan massa otot dan kekuatan fisik.
Namun, dalam konteks kompetisi gaming, steroid semacam ini sama sekali tidak terbukti memberikan keuntungan, baik dalam hal kecepatan reaksi, konsentrasi mental, presisi, maupun pengambilan keputusan strategis.
Penggunaan steroid oleh Arslan Ash sebenarnya lebih mungkin memberikan dampak negatif terhadap performa bermain game. Efek samping dari zat-zat tersebut meliputi kecemasan, perubahan suasana hati, serta gangguan tidur, yang jelas dapat merugikan pemain dalam kompetisi esports.
Sebaliknya, substansi yang lebih sering digunakan untuk meningkatkan performa kognitif dalam esports adalah seperti Adderall atau Modafinil, yang memang terbukti mampu meningkatkan fokus dan refleks. Ironisnya, zat-zat tersebut justru sering kali lolos dari pengawasan dalam dunia esports.
Pernyataan Arslan Ash Disanksi oleh IESF
Kepada ProPakistani, Arslan menegaskan bahwa penggunaan steroid tersebut semata-mata untuk tujuan kebugaran selama masa pandemi COVID 19, saat seluruh Offline Turnamen Esports Global dihentikan. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa zat tersebut masuk dalam daftar terlarang di dunia Esports.
Saya sama sekali tidak tahu bahwa obat-obatan ini dilarang dalam esports. Saya tidak pernah menggunakannya untuk mendapatkan keuntungan dalam permainan.
Begitu saya mengetahui risiko dan aturan anti doping, saya langsung menghentikan penggunaannya.
Itulah informasi tentang Arslah Ash yang diumumkan terkena sanksi oleh IESF. Untuk informasi terbaru seputar skema Esports FGC, khususnya Tekken, kalian bisa dapatkan dengan pantau terus website Dunia Games.
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.