Bermain game bisa menjadi aktivitas yang sangat menghibur. Ketika kita merasa kelelahan dan perlu me-refresh pikiran, bermain game bisa menjadi solusi yang tepat. Namun, jika dilakukan berlebihan, bermain game dapat memiliki dampak negatif yang serius. Dalam beberapa kasus, kecanduan game dapat menjadi masalah yang sangat serius.

Bagi mereka yang menikmati bermain game, permainan dapat menjadi cara yang efektif untuk merangsang pikiran dan otak kita. Dapat dilihat dari pertumbuhan industri game yang terus berkembang dari tahun ke tahun.

Namun, penting untuk diingat bahwa bermain game terlalu lama tidak selalu berarti menyegarkan pikiran. Sebaliknya, bermain game dengan seimbang dan bijaksana adalah kunci untuk menjaga keseimbangan mental kita.

Bermain game secara berlebihan dapat mengurangi produktivitas, baik dalam pekerjaan maupun dalam pendidikan. Meskipun sudah ada banyak peringatan tentang bahaya bermain game secara berlebihan, masih banyak yang mengabaikannya. Bahkan, terdapat banyak kasus kecanduan game yang sangat serius.

Kecanduan game terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk memprioritaskan hal-hal penting dalam hidupnya dan lebih memilih untuk bermain game. Terkadang, para pemain bahkan merasa seperti mereka adalah karakter dalam permainan yang mereka mainkan, dan perasaan ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka dan merugikan orang lain.

Harap diingat bahwa saat ini, kasus kecanduan game (Gaming Disorder) telah diakui dan didaftarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mari kita segera membahas lima kasus kecanduan game yang sangat serius! Simaklah.

1. Tewas Setelah Marathon Main 3 Hari

Kasus kecanduan game paling serius pertama adalah ketika seorang pemain bermain game dalam maraton yang panjang. Meskipun ada banyak kasus kematian akibat bermain game maraton, masih banyak orang yang terus melakukannya. Alasannya mungkin beragam, mulai dari meningkatkan peringkat dalam permainan, mencari sumber daya dalam permainan, atau hanya untuk menghabiskan waktu luang.

Salah satu kasus yang sangat tragis dan memprihatinkan adalah kisah seorang gamer di Taiwan bernama Hsiesh, yang meninggal setelah bermain game tanpa henti selama tiga hari! Penulis sendiri, bahkan ketika bermain game selama beberapa jam begadang, sudah merasa pusing, apalagi tiga hari berturut-turut, hehe.

Saat itu, Hsiesh bermain di salah satu warnet di Taiwan, tiba-tiba dia pingsan. Bahkan, dia terlihat tertidur di meja komputernya, dan akhirnya diketahui bahwa Hsiesh telah meninggal.

Penjaga warnet pada awalnya tidak curiga, karena Hsiesh sering tidur dalam posisi yang sama. Hsiesh adalah pelanggan tetap di warnet tersebut. Selain itu, diketahui bahwa Hsiesh telah kehilangan pekerjaannya dan menjadi pengangguran.

Kasus seperti ini bukanlah yang pertama, banyak pemain game lainnya juga telah meninggal karena bermain dalam maraton yang terlalu lama. Namun, menurut pendapat penulis, kasus Hsiesh adalah salah satu yang paling ekstrem karena dia benar-benar tidak berhenti bermain game dan menghabiskan tiga hari penuh di depan layar komputer.

2. Bikin Anak Kelaparan Sampai Meninggal

Kasus ini mungkin merupakan yang paling serius dan sangat menyayat hati. Ini adalah contoh yang jelas bagaimana kecanduan game dapat merusak akal sehat seseorang dan membuat mereka kehilangan pemahaman terhadap kondisi lingkungan dan orang di sekitarnya. Kasus ini terjadi di Korea Selatan.

Sebuah pasangan suami istri terlibat dalam game online yang disebut Prius Online, di mana permainan ini memerlukan pemain untuk merawat karakter komputer bernama Anima hingga ia dewasa.

Baca Juga:

• 10 Game Terbaik NetEase yang Masih Dirahasiakan
• 10 Game Strategi Android Terbaik Tahun 2022, Ajak Kamu Adu Taktik!
• Daftar Hero Support Mobile Legends Terbaik Versi Dunia Games

Mereka berdua bekerja keras untuk mengembangkan karakter Anima, membuatnya menjadi karakter yang kuat dalam permainan. Namun, masalahnya adalah bahwa mereka tidak lagi memberi makan atau merawat anak mereka, sehingga anak mereka meninggal karena kelaparan.

Menurut laporan polisi, orang tua tersebut hanya memberi makan anak mereka sekali sehari sejak anak itu berusia tiga bulan. Bahkan jam makan anak tersebut tidak memiliki jadwal tetap, dan mereka hanya memberi makan anak ketika mereka sedang istirahat dari bermain game. Akibatnya, anak tersebut menerima makanan dalam waktu yang tidak teratur.

Sayangnya, pasangan suami istri ini tidak sadar akan kondisi anak mereka hingga lima bulan setelah kejadian tersebut, ketika polisi menemukan bayi tersebut.

3. Teman Sendiri Dibakar

Bermain game dapat mempererat persahabatan, tetapi juga bisa merusaknya. Penulis telah menjadi saksi banyak kasus di mana persahabatan hancur karena kecanduan bermain game, bahkan berujung pada pertengkaran.

Namun, dalam salah satu kasus kecanduan game paling serius yang akan penulis ceritakan, perpecahan itu terjadi karena masalah jual beli dalam game. Selain perpecahan persahabatan, salah satu pemain dalam kasus ini memiliki perasaan aneh, yaitu merasa seperti seorang "penyihir api."

Penyihir api? Ya, penyihir api. Pemain dalam kasus ini merasa dirinya seperti penyihir api dalam permainan World of Warcraft. Dalam sebuah pertengkaran, pemain yang merasa sebagai penyihir api ini tanpa belas kasihan membakar temannya selama pertikaian. Ini menunjukkan sejauh mana dampak kecanduan game dapat mencapai tingkat yang lebih serius dari kasus sebelumnya.

Mengapa penulis menyebutnya lebih serius? Karena kasus ini melibatkan tindakan yang mencelakakan orang lain, sementara kasus sebelumnya hanya merugikan diri sendiri. Kejadian ini terjadi di Beijing.

4. Teman Dibunuh karena Item dalam Game Dijual

Kasus kecanduan game dapat mencapai tingkat yang sangat mengerikan, seperti yang terjadi pada kasus yang melibatkan dua pemain game, Qiu Chengwei dan Zhu Caoyuan, dalam permainan "The Legend of Mir 3."

Chengwei membunuh Caoyuan karena Caoyuan telah melakukan kecurangan dengan menjual pedang virtual yang dimiliki oleh Chengwei dalam game tersebut. Ketika Caoyuan menawarkan opsi kepada Chengwei untuk membeli kembali pedang virtual tersebut dengan sejumlah uang, Chengwei justru merespons dengan kekerasan, menikam Caoyuan saat ia tidur.

Kasus ini menjadi salah satu contoh yang mengerikan dari dampak kecanduan game dalam kehidupan nyata. Akibat perbuatannya, Chengwei dihukum dengan sanksi hukuman mati oleh pengadilan.

5. Ibu Sendiri Dibunuh

Kasus berikutnya adalah kasus yang sangat mengerikan, di mana seorang anak, Daniel Petric, yang pada saat itu berusia 17 tahun, membunuh ibunya dan melukai ayahnya karena masalah yang tampak sepele: larangan bermain game. Pada saat itu, Daniel sudah sangat kecanduan bermain game "Halo 3."

Daniel dengan kejam membunuh ibunya dan melukai ayahnya setelah mereka melarangnya bermain game. Bahkan sebelum melakukan tindakan kejam tersebut, Daniel berteriak dengan cara yang sangat menyeramkan dan meminta kedua orang tuanya untuk menutup mata mereka.

Tindakan yang dilakukan oleh Daniel adalah tindakan yang sangat gila dan mengerikan. Kondisi psikologisnya tampaknya sangat serius, dan kasus ini menunjukkan sejauh mana dampak kecanduan game dapat mengganggu pikiran seseorang hingga pada tingkat yang sangat berbahaya.

Nah, mungkin itulah lima kasus kecanduan game paling parah yang pernah terjadi di dunia ini. Saya sendiri ingin mengingatkan agar kalian lebih menggunakan nalar ketika bermain game dan menjadi kesehatan ketika bermain game.

Nantikan informasi seputar game lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram DuniaGames ya.

Kamu juga bisa beli voucher untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games!

Baca Juga >> 10 Game dengan Karakter Protagonis Asal Tiongkok

Artikel ini ditulis oleh Robani, Twitter: @DadMetals