Ending Death Stranding menjadi salah satu momen paling membingungkan dan emosional dalam sejarah video game modern. Game garapan Hideo Kojima ini tidak hanya menawarkan gameplay yang unik, tapi juga kisah yang dalam dan simbolik.

Sebelum kamu lanjut bermain Death Stranding 2, penting untuk memahami penutup cerita dari seri pertamanya. Dalam artikel ini, kita akan menguraikan ending Death Stranding ke dalam tiga poin utama agar kamu bisa menyambut sekuelnya dengan pemahaman yang lebih matang.

Siapa Amelie Sebenarnya dan Apa Itu Last Stranding?

Di akhir cerita, Amelie mengungkapkan bahwa dia bukan sekadar misi penyelamat dunia. Dia sebenarnya adalah separuh jiwa dari Presiden Bridget, sosok yang terlihat mati di awal permainan. Dalam istilah game, Amelie adalah ‘Ka’ (jiwa), sedangkan Bridget adalah ‘Ha’ (tubuh). Keduanya merupakan dua sisi dari satu entitas yang terpisah sejak lama akibat penyakit dan eksperimen masa lalu.

Amelie bukan manusia biasa, dia adalah Extinction Entity yang ditakdirkan memicu kepunahan massal keenam atau disebut “The Last Stranding”. Ternyata, dengan menghubungkan Amerika ke jaringan Chiral, Sam justru membuka jalan agar seluruh umat manusia terhubung ke pantai pribadi milik Amelie, yang kemudian mengaktifkan energi pemusnahan global.

Namun, momen penting terjadi ketika Sam memutuskan untuk tidak membunuh Amelie. Sebaliknya, dia memeluknya, memperlihatkan bahwa koneksi dan cinta lebih kuat dari kehancuran. Amelie pun tersentuh dan memilih menunda kepunahan umat manusia. Ini menandai bahwa kiamat bisa dibatalkan, setidaknya untuk sekarang.

Fakta Mengejutkan Tentang Cliff dan Asal Usul Sam

Salah satu misteri besar dalam Death Stranding adalah identitas Clifford Unger, yang sering muncul dalam mimpi Sam dan menjadi bos di beberapa segmen. Ternyata, Cliff adalah ayah kandung Sam. Flashback menunjukkan bahwa Cliff dibunuh oleh Bridget dan Die-Hardman setelah mencoba menyelamatkan bayinya, yaitu Sam sendiri.

Setelah kematian tragis itu, bayi Sam sempat terdampar di Beach. Di sinilah Amelie mengembalikannya ke dunia nyata, secara tidak langsung memulai fenomena Death Stranding dan memberi Sam kemampuan unik untuk kembali dari kematian. Hubungan antara Cliff dan Sam tidak hanya memperdalam narasi, tapi juga mempertegas tema sentral game tentang kehilangan, keluarga, dan rekoneksi.

Akhir Emosional: Lou dan Makna Koneksi

Di babak terakhir, Sam diberikan tugas untuk mengantar BB yang dinamai Lou ke tempat pembakaran karena tubuhnya mulai membusuk. Namun, Sam yang telah tumbuh secara emosional, akhirnya memutuskan untuk menyelamatkan Lou. Dia mengganti pod dengan borgolnya dan membawa Lou pulang.

Tindakan ini sangat simbolik. Sepanjang permainan, Sam menderita Aphenphosmphobia yaitu ketakutan terhadap sentuhan fisik dan emosional. Tapi di akhir cerita, ia melepas borgolnya yang merupakan simbol pengawasan dan keterasingan dan memilih membentuk ikatan sejati dengan Lou.

Setelah mengeluarkan Lou dari pod, ada momen menegangkan saat bayi tampak tak bernyawa. Tapi akhirnya, Lou membuka matanya. Sam memeluknya dengan hangat, pertanda bahwa dia siap memulai hidup baru, penuh koneksi dan harapan.

Ending Death Stranding bukan sekadar akhir dari sebuah cerita, tapi juga pembuka bagi tema besar sekuelnya tentang bagaimana manusia bisa saling terhubung dalam dunia yang terpecah. Lewat tiga poin penting, yaitu identitas Amelie, masa lalu Sam dan Cliff, serta hubungan dengan Lou, game ini menyampaikan pesan mendalam tentang cinta, kehilangan, dan harapan.

Jika kamu akan melanjutkan ke Death Stranding 2, pastikan kamu sudah memahami Ending Death Stranding ini agar tidak kehilangan makna besar yang ingin disampaikan Hideo Kojima.

Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games.