Exhuma (2024) adalah sebuah film Korea yang mengusung genre okultisme, diperankan oleh para aktor ternama seperti Kim Go Eun, Lee Do Hyun, Choi Min Sik, dan Yoo Hee Jin. Menariknya, film ini tidak hanya sekadar menghadirkan elemen-elemen horor, tetapi juga memasukkan sejarah dan mitos urban legend yang populer di kalangan masyarakat Korea Selatan ke dalam alur ceritanya.

Keberadaan sejarah dan mitos tersebut tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga berperan sebagai petunjuk atau hint terhadap sejumlah misteri yang dihadapi oleh para karakter utama.

Mengintip lebih dalam, para penonton diajak untuk merenung dan mengidentifikasi setiap petunjuk yang muncul dalam cerita. Sejarah dan mitos urban legend yang terpapar dalam film ini membuka ruang untuk interpretasi dan memperkaya pengalaman menonton dengan dimensi kebudayaan dan misteri.

Dengan demikian, Exhuma menjadi lebih dari sekadar film horor, tetapi juga sebuah perjalanan eksplorasi ke dalam warisan budaya dan kepercayaan supernatural yang menggugah rasa ingin tahu penonton.

Kali ini kita ingin membahas petunjuk paling menarik di film Exhuma yang gak boleh kelewatan. Apa saja? Mari kita ulas!

1. Seekor Serigala di Kuburan

Serigala, sebagai hewan dengan naluri alamiah untuk menggali tanah, menjadi simbol yang mengandung makna dalam budaya masyarakat Korea. Keyakinan masyarakat Korea menyatakan bahwa keberadaan serigala tidak seharusnya dibiarkan di area pemakaman karena dapat merusak makam. Lebih dari sekadar pantangan, serigala dianggap sebagai simbol negatif, terutama jika menjadi bagian dari keberadaan makam.

Film Exhuma menggambarkan kepercayaan ini melalui elemen serigala gaib yang mengelilingi suatu makam. Di dalam cerita, area pemakaman keluarga Park dianggap terkutuk karena adanya makam pasak besi yang tersembunyi. Keberadaan serigala gaib ini menjadi pertanda tak baik, menambahkan nuansa misteri dan ketegangan pada alur cerita. Sang Deuk, yang diperankan oleh Choi Min Sik, dengan tegas menolak pekerjaan tersebut setelah menyaksikan keberadaan serigala gaib tersebut.

Kisah ini menghadirkan perspektif budaya yang mendalam, di mana simbolisme serigala tidak hanya mengandung aspek mitologis, tetapi juga mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal gaib yang terkait dengan makam dan kehidupan setelah mati. Dengan sentuhan budaya ini, Exhuma mengeksplorasi dimensi kegelapan yang berasal dari keyakinan tradisional Korea.

2. Hadirnya Entitas Gaib Nure onna

Proses ritual pembongkaran makam keluarga Park berjalan dengan selesa, namun keberhasilan itu disertai oleh kejadian nahas. Salah satu penggali makam menemui sebuah makhluk tak terduga: ular berkepala perempuan yang tiba-tiba muncul di tengah prosesi. Kecemasan melanda penggali tersebut, dan tanpa berpikir panjang, ia melancarkan serangan yang mengakibatkan kematian ular tersebut, namun nyawanya pun terancam.

Kenyataannya, makhluk yang tewas itu bukanlah ular biasa. Bentuknya menyerupai nure onna, entitas gaib yang memiliki tempat dalam mitologi Jepang. Nure onna, yang konon menjadi bawahan langsung dari oni Jepang, menjadi unsur misterius dalam cerita Exhuma. Dalam alur film ini, nure onna memiliki peran penting sebagai segel oni, bertugas untuk mencegah kebangkitan entitas jahat tersebut.

Baca Juga:

• 21 Film Dokumenter Terbaik yang Bisa Kamu Saksikan di Netflix Saat Ini
• Selain Ice Cold: Jessica Wongso, ini 4 Film Dokumenter Netflix yang Fenomenal
• 7 Fakta Film Dokumenter Ice Cold, Murder, Coffee, and Jessica Wongso

Dengan memasukkan elemen mitologi Jepang, Exhuma tidak hanya menghadirkan horor secara fisik tetapi juga mengeksplorasi dimensi gaib yang kaya dengan referensi budaya. Kisah ini membuka jendela pada kepercayaan dan makna-makna simbolis yang melibatkan entitas supernatural, menciptakan pengalaman menonton yang mendalam dan terhubung dengan kearifan tradisional.

3. Petunjuk Soal Patung Iblis

Perjalanan Hwa Rim (Kim Go Eun) dan Bong Gil (Lee Do Hyun) ke Amerika Serikat membuka babak baru dalam kisah film ini. Kedatangan mereka tidak hanya untuk bertemu bayi, tetapi juga untuk menjelajahi rumah keluarga Park. Setelah melakukan serangkaian pengamatan mendalam, Hwa Rim mengungkapkan bahwa rumah tersebut terasa dipenuhi oleh bayangan gelap yang berasal dari roh leluhur keluarga Park.

Keadaan semakin mencekam ketika Hwa Rim menemukan sebuah patung yang mirip dengan oni Jepang di salah satu rak di dalam rumah. Patung tersebut menjadi fokus perhatian, dan sejumlah teori muncul yang mengaitkannya dengan pertanda buruk terkait situasi yang akan dihadapi keluarga Park di masa depan. Elemen mitologi Jepang ini memberikan lapisan baru pada alur cerita, menghadirkan nuansa supranatural dan ketegangan psikologis yang semakin membingungkan dan mengintensifkan misteri yang mengelilingi rumah keluarga Park.

Dengan sentuhan visual dan naratif yang mendalam, Exhuma menggambarkan perjalanan karakter yang penuh dengan ketidakpastian dan ketegangan. Eksplorasi ke dalam rumah keluarga Park tidak hanya menyuguhkan horor fisik, tetapi juga mengeksplorasi dimensi kegelapan yang melibatkan roh leluhur dan mitologi, memberikan lapisan kedalaman dan kompleksitas pada pengalaman menonton.

4. Komanya Bong Gil yang Diikuti Bau Busuk

Bong Gil mengalami fase kritis setelah berani melindungi Hwa Rim dari serangan oni dewa perang, yang menyebabkannya jatuh dalam keadaan koma. Dalam kondisi tersebut, roh Bong Gil sepertinya terperangkap di dunia roh, tak kunjung menyadari keadaannya di dunia nyata.

Ketidaknormalan semakin terasa saat Hwa Rim mencium bau busuk yang tak lazim dari tubuh Bong Gil, menjadi tanda bahwa ada entitas lain yang merasuki dirinya. Menanggapi fenomena ini, Hwa Rim, bibi, dan dukun muda menggelar sebuah ritual kecil untuk mengungkap identitas entitas yang bersembunyi di dalam tubuh Bong Gil.

Puncak ketegangan terjadi ketika Mr. Park (Jeon Jin Ki), salah satu karakter, tiba-tiba merasakan haus berlebihan dan meminum banyak air di hotel.

Kejadian ini menjadi tanda kerasukan, mengikuti keyakinan masyarakat Korea terkait fenomena spiritual dan kehadiran entitas supernatural. Dengan peristiwa-peristiwa ini, Exhuma memperdalam lapisan ketegangan dan misteri dalam alur ceritanya, memberikan penonton pengalaman yang menggugah dan membingungkan sekaligus merangkai elemen-elemen mistis dan mitologis.

5. Permintaan Ikan Manis atau Melon

Oni dewa perang tiba-tiba muncul dan menemukan Hwa Rim di dalam gudang kuil Boguksa, menciptakan situasi tegang yang mendebarkan. Dalam upaya untuk melindungi diri, Hwa Rim dengan cepat mengaku sebagai pelayan sang oni, berharap agar tidak langsung dihancurkan oleh kekuatan yang jahat tersebut. Saat itulah, sang oni dewa perang mengajukan tugas uji coba kepada Hwa Rim yang terdiri dari membawa melon dan ikan manis.

Rupanya, melon melambangkan santapan jenderal kubu timur, sementara ikan manis untuk jenderal kubu barat selama Perang Sekigahara di Jepang. Dengan gemetar, Hwa Rim berhasil memberikan jawaban yang tepat, menyatakan bahwa ia akan membawa ikan manis sebagai santapan untuk sang tuan. Jawabannya benar, mengingat mayoritas jenderal yang dibawa ke Semenanjung Korea berasal dari kubu barat.

Namun, ironisnya, sang oni dewa perang tiba-tiba mengetahui identitas sejati Hwa Rim, yaitu manusia, melalui lubang di atap gudang. Hal ini memicu reaksi agresif oni yang langsung menyerang Hwa Rim, membuka babak baru dalam ketegangan dan kecemasan dalam alur cerita Exhuma.

Nantikan informasi seputar game lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya.

Kamu juga bisa beli voucher untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games!