[REVIEW] Ghost of Tsushima, Serunya Menjadi Seorang Samurai dengan Grafis Menawan!
Akhirnya Sucker Punch resmi merilis Ghost of Tsushima eksklusif untuk PlayStation 4. Simak ulasannya di sini!
Review | 15 July
Oleh Rizky Nurcahyanto
Sejak pertama kali diperkenalkan pada acara Paris Games Week 2017 lalu, banyak yang penasaran dengan Ghost of Tsushima. Hingga tiga tahun lamanya, akhirnya game besutan Sucker Punch ini telah dirilis secara eksklusif untuk PlayStation 4 serentak diseluruh dunia pada tanggal 17 Juli 2020.
Jika melihat dari cuplikan trailer dan gameplay yang telah dibagikan, pastinya gamer akan berpikir kalau Ghost of Tsushima memiliki kemiripan dengan waralaba Assassin's Creed dan Nioh. Tapi apa yang disuguhkan pada Ghost of Tsushima sebenarnya merupakan sesuatu hal yang baru dan berbeda dengan elemen yang serupa.
Sebagai game yang menghadirkan sesuatu yang baru, apakah Ghost of Tsushima layak untuk dimiliki? Nah kebetulan penulis mendapatkan kehormatan oleh PlayStation Asia dan Sucker Punch untuk menjajal lebih dulu Ghost of Tsushima dua minggu lebih awal dari waktu perilisan.
Setelah bermain hingga lebih dari 30 jam, berikut ulasan penulis mengenai Ghost of Tsushima.
Cerita yang Sangat Luas
Ghost of Tsushima berlatar di abad ke-13, di mana kerajaan Mongol melakukan invasi besar-besaran ke wilayah Timur. Dipimpin oleh jenderal Khotun Khan, invasi tersebut berhasil membantai semua Samurai yang ada dan menjajah tanah Tsushima. Hanya tersisa seorang Samurai yang berhasil selamat dari invasi tersebut, yaitu Jin Sakai.
Melihat apa yang telah dilakukan kerajaan Mongol terhadap tanah kelahirannya, Jin Sakai mencoba kembali bangkit dan mengumpulkan kekuatan untuk memukul mundur pasukan Mongol. Ia bertekad untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk mengembalikan pulau Tsushima kembali damai.
Namun usahanya tidak semudah yang ia bayangkan. Keadaan yang semakin kacau, membuat Jin harus mengesampingkan kehormatannya sebagai seorang Samurai dengan jalan yang baru, atau disebut sebagai "Ghost".
Dari sinopsis singkat di atas, kamu bisa membayangkan bagaimana konflik utama yang terjadi dalam Ghost of Tsushima. Tapi dari konflik tersebut juga memunculkan konflik lainnya yang harus dijalani oleh Jin. Semua konflik tersebut nantinya akan dibagi dalam beberapa main quest dan dan side quest.
Sehingga kamu bisa memilih untuk menjalani quest yang mana lebih dulu diselesaikan. Setiap quest memiliki jalan ceritanya masing-masing namun tetap saling berkaitan satu sama lain. Seperti menyaksikan serial film Samurai, setiap main quest dikemas dengan cerita dan yang berbeda-beda sehingga membuat semakin penasaran.
Sembari menjalankan quest, selama dalam perjalanan kamu juga akan bertemu dengan salah seorang warga yang akan meminta pertolongan. Side mission seperti inilah yang nantinya juga akan ikut meramaikan petualangan kamu di sebuah pulau bernama Tsushima di tahun 1274.
Kamu juga akan menemukan berbagai binatang yang akan mengarahkan ke sebuah lokasi tertentu, seperti lokasi musuh berada, lokasi item legendaris, dan lainnya. Yang pasti cara ini semakin menghidupkan permainan agar kamu tidak bosan saat berada di perjalanan.
Selama 30 jam lebih, penulis baru merasakan separuh cerita yang disuguhkan pada Ghost of Tsushima. Sebagai gamer yang ingin merasakan gameplay secara detail, maka penulis tidak menghajar langsung main quest sampai selesai, tapi lebih memilih untuk menyelesaikan side quest yang berada di sekitar main quest lebih dulu. Bahkan beberapa side quest yang dihadirkan memiliki cerita yang unik dan memberikan hadiah yang dapat digunakan untuk melanjuti main quest.
Adaptasi dari Kisah Nyata
Sekadar informasi, cerita fiksi dalam Ghost of Tsushima sebenarnya mengadaptasi dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 1274 silam. Di mana bangsa Mongol benar-benar menginvasi Jepang dengan mengunjungi pulau Tsushima yang terletak di antara dataran Korea dan Jepang. Di bawah perintah Kublai Khan, cucu dari Genghis Khan, pasukan Mongol berhadapan dengan para sekelompok pasukan kecil dari pulau Tsushima yang berada di bawah kepemimpinan keluarga So Daimyo.
Sayangnya, pasukan kecil tersebut harus tunduk oleh pasukan Mongol yang memiliki jumlah lebih banyak dan persenjataan yang lebih maju, seperti senjata yang menggunakan bahan peledak. Alhasil, hampir semua pasukan terbantai oleh pasukan Mongol.
Setelah meninggalkan Tsushima, pasukan Mongol melanjuti invasinya ke pulau terdekat Jepang. Namun pasukan Mongol tersebut akhirnya diusir oleh kekuatan badai topan hebat yang menghancurkan hampir semua armada mereka yang berada di Kyushu, Jepang. Badai topan tersebut kemudian dikenal sebagai "Kamikaze" atau “Angin Dewa” yang menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol.
Nah cerita dalam Ghost of Tsushima kurang lebih mengadaptasi kisah nyata. Kamu akan melihat bagaimana pasukan Samurai yang dipimpin oleh Lord Shimura terbantai habis oleh pasukan Mongol. Tapi di akhir, kamu bisa melihat bagaimana pasukan Mongol akhirnya harus tunduk dan meninggalkan pulau Tsushima.
Baca Juga >> Rilis 7 Agustus 2020 Mendatang, Ini Dia Spesifikasi PC untuk Horizon Zero Dawn
Grafis Seperti Menyaksikan Sebuah Film
Sebagai game open-world pastinya akan menuntut sebuah grafis yang realistis dan memanjakan mata. Nah Sucker Punch berhasil membuktikannya pada grafis yang dimiliki oleh Ghost of Tsushima. Saking menggagumkannya, mantan Presiden Sony Interactive Entertainment Worldwide Studios, Shuhei Yoshida sampai mengagumi karya dari Sucker Punch studio tersebut.
Dalam Ghost of Tsushima, kamu bakal dapat menikmati pemandangan Jepang pada abad ke-13 yang diciptakan kembali dalam teknologi abad ini. Sucker Punch memerhatikan setiap detail grafis dalam Ghost of Tsushima. Kamu bisa melihat bagaimana sebuah desa yang habis terbakar oleh bangsa Mongol atau kuil besar yang menampung para pengungsi akibat invasi.
Pecinta film Samurai pasti mengetaui film klasik asal Jepang berjudul "Thronne of Blood" yang rilis pada tahun 1957. Film drama historis yang dibuat oleh Toho Studios ini mengisahkan petualangan seorang Samurai yang dikemas dengan pertarungan antar Samurai yang kental. Menariknya, film tersebut hadir dalam format hitam dan putih sehingga memberikan nuansa "noir" atau kelam.
Nah Sucker Punch juga menghadirkan Kurosawa Mode yang memberikan pengalaman yang hampir sama seperti menonton film Samurai klasik tersebut. Apalagi Sucker Punch berhasil membuat tampilan antar muka Ghost of Tsushima seminimalis mungkin, sehingga memberikan keleluasaan bagi gamer untuk menikmati keindahan grafis secara penuh tanpa ada gangguan di layar.
Ghost of Tsushima tidak menggunakan panah ataupun mini-map yang hadir pada sisi layar untuk menunjukkan arah tujuanmu, melainkan menggunakan hembusan angin yang membuatmu merasakan bagaimana nikmatnya berpetualang di dalam game ini.
Selain arah angin, ada juga beberapa indikator lain untuk menuju sebuah lokasi yaitu dengan melihat berbagai kepulan asap, yang menandakan bahwa di sana terdapat sebuah pemukiman atau aktivitas.
Tentunya sangat menarik melihat bagaimana Ghost of Tsushima membuat navigasi yang amat sangat unik dengan tidak mengandalkan HUD apapun, yang kemungkinan besar bertujuan untuk memberikan pemainnya berupa kepuasan dalam bentuk visual.
Mekanisme Gameplay yang Baru
Ghost of Tsushima memiliki mekanisme gameplay yang menarik, kamu bisa dengan bebas menghabisi pasukan Mongol dengan berbagai cara. Kamu dapat memilih untuk berhadapan dengan musuh dengan cara terhormat sebagai seorang Samurai atau menjadi seorang Ghost yang mengandalkan ketangkasan. Dua mekanisme ini tentu memberikan pengalaman bermain yang tidak membosankan.
Tidak ada pilihan ketika kamu ingin menjadi Samurai atau Ghost, kamu dapat langsung menantang lawan dari kejauhan untuk bertarung secara terhormat satu lawan satu. Atau menyerang lawan dengan stealth (diam-diam), mengandalkan perangkat untuk pengalihan dan memanfaatkan "rasa takut" lawan terhadap sosok Jin yang ditakuti bak hantu dalam medan perang.
Hal yang menarik dari Ghost of Tsushima adalah variasi gaya bertarung yang efektif untuk mengalahkan lawan. Pada awal permainan, kamu akan memiliki keterbatasan untuk menggunakan gaya bertarung. Namun kamu bisa memiliki seluruh variasi gaya tersebut dengan menyelesaikan setiap quest yang ada. Setiap quest yang diselesaikan kamu bisa mendapatkan poin yang dapat digunakan untuk menaikan skill tree yang ada.
Setiap gaya bertarung memiliki keunggulannya masing-masing, misalnya gaya bertarung untuk menghadapi pasukan Mongol yang menggunakan pedang akan berbeda dengan ketika berhadapan dengan musuh yang menggunakan tombak atau perisai. Kamu juga bisa mengeluarkan serangan mematikan dengan menggunakan Resolve yang efektif mengalahkan pemimpin pasukan atau musuh yang berukuran lebih besar.
Untuk meningkatkan Resolve kamu harus sering-sering melakukan eksplorasi untuk menemukan lokasi Bamboo Strike yang tersembunyi. Selain itu, kamu juga bisa menemukan lokasi koleksi lainnya yang berguna untuk mendapatkan item eksklusif maupun meningkatkan bar darah Jin Sakai.
Sistem upgrade senjata dalam Ghost of Tsushima juga sangat unik, di mana kamu harus mengumpulkan beberapa item yang tersebar di seluruh peta dan quest. Sehingga kamu harus sangat jeli melihat barang loot disekitar agar dapat terkumpul dengan cepat. Lebih sering bereksplorasi maka kamu juga lebih cepat untuk meng-upgrade senjata, armour, dan peralatan lainnya.
Pulau yang Sangat Luas untuk di Eksplorasi
Pulau Tsushima menjadi tempat yang sangat cocok untuk gamer yang doyan bereksplorasi. Semakin sering kamu berekplorasi maka kamu bisa menemukan misteri belum terungkap yang merupakan bagian dari side quest yang tidak muncul secara otomatis. Karena sangat luas, maka kuda menjadi alat transportasi yang akan kamu gunakan. Bahkan kuda di sini bisa kamu panggil sesuka hati dengan menekan tombol kiri d-pad.
Jangan khawatir bila kamu harus mengunjungi lokasi sebelumnya namun berada sangat jauh. Karena kamu bisa melakukan fast travel untuk menghemat waktu dan lebih efisien. Meskipun kamu harus membukat map atau menyelesaikan quest tersebut lebih dulu.
Audio yang Membangkitkan Suasana
Tidak hanya dimanjakan dengan visual yang luar biasa, kamu juga akan bisa merasakan bagiamana audio dapat membangkitkan suasana permainan. Yup, Sucker Punch berhasil menginterpretasikan wilayah Tsushima yang tenang dan masih alami. Kamu bisa merasakan bagaimana nuansa berubah-ubah ketika berada di pegunungan, pedesaan, tepi pantai, maupun ditengah hutan sekalipun. Tidak sia-sia Sucker Punch mengeluarkan upaya yang besar untuk membuat audio yang sangat realistis, dengan membawa sekelompok tim mereka untuk merekam audio langsung ke Jepang.
Fitur Photo Mode
Fitur photo mode sepertinya sudah menjadi suatu keharusan yang hadir untuk game kelas AAA. Alhasil, gamer bisa berkreasi untuk menghasilkan tangkapan gambar dalam game bak seorang fotografer. Dalam photo mode ini juga memiliki seabrek kostumisasi yang dapat disesuaikan sesuai keinginan.
Kesimpulan
Jujur saja, penulis belum menyelesaikan game Ghost of Tsushima ini karena keterbatasan waktu bermain. Meski begitu, penulis menikmati setiap jam permainan dengan menyelesaikan berbagai quest dan melakukan eksplorasi. Keseruan semakin bertambah ketika penulis diberikan kebebasan gaya bermain untuk mencapai tujuan tersebut. Walau hanya memiliki waktu bermain selama tiga jam sehari, rasanya menyelesaikan setiap quest setara seperti menonton satu episode serial film Samurai.
Dengan menggunakan mode gameplay Moderate, penulis merasakan pertarungan yang cukup membuat memutar otak untuk berhadapan dengan pasukan Mongol. Perlu ketangkasan dan kecepatan tangan untuk menangkis serangan dan mendobrak pertahanan musuh sehingga kamu dapat melancarkan serangan. Tapi bila kamu merasa kesulitan ketika berhadapan dengan tingkat kesulitan tersebut, kamu bisa menggantinya ke mode Easy di tengah permainan.
Hal yang paling penulis suka dalam game ini adalah visual dan audio dikemas secara apik oleh Sucker Punch. Dengan menggunakan pengisi suara bahasa Jepang dan subtitles bahasa Inggris, penulis justru merasa seperti menyaksikan sebuah film Samurai. Apalagi terdapat fitur Kurosawa Mode yang membawa seperti sebuah film Samurai klasik.
Meski begitu masih ada beberapa bug yang penulis temukan, misalnya; bug ketika meloncat pada objek tertentu, maka Jin akan terlihat melayang, bug pada senjata milik musuh, pergerakan AI musuh yang aneh, dan lainnya. Namun hal tersebut pastinya akan segera diperbaiki oleh Sucker Punch lewat update berikutnya.
Untuk segi cerita, Ghost of Tsushima tidak hanya mengisahkan tentang seorang Samurai yang mencoba mengembalikan tanah kelahirannya saja. Tapi juga dibalut dengan kisah konspirasi, pengkhianatan, loyalitas, kehormatan, dan kesetiaan.
Karena saking banyaknya fitur serangan yang dimiliki, sehingga kamu akan dihadapkan dengan berbagai tombol short-cut untuk menggunakannya. Kamu perlu beradaptasi terhadap tombol short-cut tersebut untuk bisa melancarkan serangan yang diinginkan.
Secara keseluruhan penulis sangat puas dengan apa yang disuguhkan oleh Ghost of Tsushima. Sebagai gamer yang tidak memiliki banyak waktu bermain, penulis merasakan Ghost of Tsushima sebagai game yang dapat diselesaikan dengan santai sembari menikmati eksplorasi.
Dengan play time yang cukup panjang, visual dan audio yang jempolan, eksplorasi yang sangat luas, dan cerita yang menarik. Untuk harga yang dibanderol Rp829.000 (Digital), penulis merasa Ghost of Tsushima sangat layak untuk setiap rupiah yang kamu keluarkan.
Nantikan informasi seputar game lainnya serta jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games untuk update info yang tak kalah menarik lainnya ya.
Baca Juga >> 7 Game Interaktif Terbaik dengan Adegan yang Bikin Kamu Pusing Ambil Keputusan!
Komentar ( 18 )
Please login to write a document.
GEPENGSHU22
mantul
Balas
DGUSER1066920
Betur
Balas
Moh sahrul ismail
Mantap
Balas
Yosafat04
Mantul
Balas
DGUSER1065793
Oke bosku
Balas
DGUSER1065488
Saya. Mau. Penjual. Diamon. Ff. Di. Dunia. Games
Balas
SJ•KILER•TBK
Lumayun
Balas
DGUSER1065416
pantek
Balas
DGUSER1064343
bagus
Balas
DGUSER1064377
Firli
Balas