Review How to Train Your Dragon (2025): Adaptasi Live Action yang Menghangatkan
Film How to Train Your Dragon (2025) versi live action sukses membawa kembali kisah Hiccup dan Toothless dengan visual memukau, akting kuat, dan pesan emosional
Movie | 27 June
Oleh Raikhan Sakasuwarno
🎬 Sinopsis Film
How to Train Your Dragon (2025) adalah versi live action dari film animasi ikonik DreamWorks yang pertama kali dirilis pada tahun 2010. Disutradarai oleh Dean DeBlois—yang juga menggarap trilogi animasinya—film ini menampilkan kisah klasik tentang persahabatan antara manusia dan naga dalam balutan visual nyata.
Film ini mengikuti kisah Hiccup Horrendous Haddock III, seorang pemuda Viking kurus dan berbeda dari kebanyakan teman sebayanya. Hidup di desa Berk yang terkenal sebagai pemburu naga, Hiccup justru menjalin ikatan unik dengan Toothless, naga Night Fury yang ditakuti semua orang. Perjalanan mereka menantang tradisi dan mengubah cara pandang dunia.
🎨 Visual, CGI, dan Atmosfer Dunia Berk
Salah satu aspek paling mencolok dari versi live action ini adalah kualitas visual dan CGI-nya yang memukau. Toothless, sang naga ikonik, dihidupkan dengan detail luar biasa—mulai dari tekstur kulit hingga ekspresi wajahnya yang penuh emosi. Dunia Berk juga terasa nyata dan menawan dengan perpaduan antara alam liar, arsitektur Viking, dan sentuhan fantasi.
Adegan-adegan terbang yang menampilkan Hiccup dan Toothless sungguh epik dan membuat penonton seolah ikut melayang di udara. Skor musik juga diracik ulang dengan apik, membawa kembali nuansa orisinal trilogi animasi dengan sentuhan sinematik yang lebih megah.
🎭 Pemeran dan Kualitas Akting
Mason Thames (The Black Phone) tampil sangat meyakinkan sebagai Hiccup. Ia berhasil memerankan transformasi emosional dari remaja canggung menjadi pemimpin penuh empati. Sementara itu, Nico Parker (The Last of Us) sebagai Astrid membawa energi tangguh dan karisma yang membuat karakternya menonjol sebagai mitra setia dan pemberani.
Pemeran pendukung lainnya—seperti Gerard Butler yang kembali sebagai suara Stoick dalam bentuk kenangan/flashback—menambah sentuhan nostalgia tanpa mengganggu alur baru.
💡 Perbandingan dengan Versi Animasi
Meski mengadaptasi cerita yang sudah dikenal, versi 2025 ini memberikan pendekatan yang lebih realistis dan emosional. Beberapa elemen cerita diperdalam, termasuk konflik batin Hiccup terhadap ekspektasi ayahnya dan tekanan sebagai pewaris kepala desa.
Film ini juga memberikan waktu lebih banyak untuk membangun hubungan antara Hiccup dan Toothless, memperkuat ikatan emosional yang menjadi inti cerita.
❤️ Nilai Moral dan Relevansi
Sebagaimana versi animasinya, film ini sarat akan pesan moral: keberanian untuk menjadi diri sendiri, pentingnya toleransi terhadap perbedaan, dan kekuatan persahabatan. Ini adalah film keluarga yang mengajak penonton untuk berpikir, merasakan, dan tumbuh bersama karakter utamanya.
🏁 Kesimpulan
How to Train Your Dragon (2025) adalah adaptasi live action yang bukan hanya layak tonton, tapi juga layak dikenang. Dengan visual mengagumkan, narasi emosional, dan karakter yang kuat, film ini memperkenalkan kembali kisah klasik dalam format baru yang penuh makna. Baik bagi penggemar lama maupun generasi baru, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang menyentuh dan menginspirasi.
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.