[REVIEW] Joker, Film yang Mengisahkan Hari Buruk dapat Mengubah Takdir Seseorang
Film Joker berhasil mendefinisikan bagaimana membentuk Antihero yang sesungguhnya. Simak review Joker berikut ini
Movie | 08 October
Oleh Rizky Nurcahyanto
(PERINGATAN: Artikel ini berisikan SPOILER. Jika kamu belum menonton film Joker, sebaiknya JANGAN melanjutkan membaca artikel ini.)
Setelah tayang beberapa hari, film Joker menjadi perbincangan luas oleh penggemar DC maupun masyarakat awam. Banyak yang memuji film garapan Todd Phillips itu, tapi tak sedikit pula yang mencibir. Maklum ekspektasi terhadap Film Joker begitu tinggi, bahkan disebut salah satu film yang layak masuk nominasi Oscar jauh sebelum dirilis.
Bahkan sang pemeran karakter Joker, Joaquin Phoenix disebut-sebut akan dapat bersaing di banyak ajang penghargaan film. Apakah sehebat itu film Joker? Nah setelah penulis menyaksikan sendiri film Joker, berikut ini adalah review Joker yang bisa penulis berikan.
Bagaimana Joker Terbentuk
Film Joker berdurasi sekitar 122 menit atau 2 jam 2 menit, di mana mengisahkan tentang seorang pria bernama Arthur Fleck yang berujung menjadi Joker. Ia merupakan seorang komedian yang gagal dalam karier, sehingga menjelma menjadi ikon revolusi pada eranya. Hal ini juga membuat kita tahu bagaimana seseorang yang awalnya baik bisa menjadi jahat hanya dalam waktu yang singkat. Tekanan demi tekanan harus dihadapi Arthur hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjadi Joker.
Dalam film Joker kembali menyuguhkan nuansa kelam dan suram, di mana kejadian tersebut terjadi sekitar tahun 70an. Pada era tersebut kota Gotham tengah dilanda krisis keuangan yang membuat banyak masalah sosial; mulai dari soal sampah yang tidak terurus hingga banyaknya pengangguran akibat lahan pekerjaan yang sedikit.
Ini juga menyebabkan banyak orang menjadi sangat brutal dan semena-mena. Ditambah jarak antara orang kaya dan orang miskin menjadi cukup melebar, dan membuat si miskin merasa antipati kepada si kaya.
Sedangkan Arthur Fleck merupakan orang dari golongan kelas bawah yang harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Ia bekerja sebagai seorang badut yang menghibur anak-anak, tapi kerasnya jalanan membuat Fleck mendapatkan perlakuan buruk oleh orang sekitar.
Kehidupan Arthur semakin berat ketika ia dipecat dari pekerjaannya. Mental Arthur juga diperburuk ketika ia menemukan sepucuk surat milik ibunya untuk Thomas Wayne - ayah Bruce Wayne alias Batman. Bukan senang, Arthur justru sangat marah dan terkejut. Tekanan demi tekanan yang dihadapi tersebut justru membuatnya menjadi 'gila', ia justru merespons beban yang dialaminya dengan tertawa.
Arthur menyadari bahwa kehidupan yang selama ini dijalani hannya sebuah komedi, bukan tragedi yang harus dihadapi terus menerus. Pada akhirnya, ia tidak bisa merasakan apapun, karena perasaannya sudah benar-benar mati. Dengan rasa yang sudah mati dan segala kegilaan yang dimiliki, Arthur akhirnya menjadi Joker dan sosok punggawa yang menjadi ikon bagi orang kalangan kelas bawah.
Penampilan Joaquin Phoenix yang Memukau
Di awal film, para penonton bakal diajak untuk bersimpati pada kondisi yang dialami oleh Arthur Fleck. Namun, beriringnya waktu penonton bakal mengetahui ada yang salah dengan dengannya. Walaupun terasa lambat, tapi sang sutradara Todd Phillips berhasil menggambarkan perjalanan hidup Arthur dan membuat penontonnya ikut terlena dalam mengikuti perjalanan hidupnya.
Joaquin yang menjadi Arthur Fleck juga berhasil menciptakan sosok Joker yang benar-benar gila, sakit mental dan tidak punya rasa. Tapi, dia sekaligus mampu membawa penontonnya untuk merasakan rasa sakit yang dia rasakan sebelum dia berubah menjadi seorang Joker.
Terlihat Joaquin juga sangat luwes ketika menari, cara berjalan yang khas, cara merokok, dan berlari pun sangat pas untuk sosok Joker dengan julukan "The Dancing Clown". Berbeda sekali dengan Joker versi Heath Ledger, Joker versi Joaquin ini adalah Joker yang belum pernah diperlihatkan di layar lebar.
Kesimpulan
Film Joker berhasil menggambarkan bagaimana sosok sempurna Antihero yang sesungguhnya. Dengan cerita yang kuat, suasana yang gelap, sinematografi yang luar biasa, dan soundtrack yang dapat mengubah suasana, para penonton seperti jatuh dalam hipnotis Joaquin Phoenix dan Todd Phillips. Tapi untuk menonton film Joker tidak semudah menonton film biasa, di mana film ini dipisahkan dari garis waktu DCEU (DC Extended Universe).
Sehingga film ini tidak terhubung dengan film DC sebelumnya dalam bentuk apa pun. Selain itu, film ini sangat mudah dimengerti bila kamu adalah penggemar lama DC, dan bagi mereka yang tidak, kamu mungkin akan bingung dengan ceritanya.
Tanpa mengambil materi asli dari buku komik, Joker berhasil menampilkan tontonan yang mengagumkan. Film ini sangat kuat, sarat makna, sekaligus mempermainkan pikiran. Dengan usaha kerasnya, Joaquin berusaha sekuat tenaga untuk menghidupkan Joker, bahkan dia menerima untuk mengubah bentuk tubuhnya dari pria paruh baya yang kelebihan berat badan menjadi pria kurus dengan skizofrenia.
Tentu film Joker yang ini telah memberi pemahaman kepada kita bahwa tekanan yang hebat akan dapat mengubah seseorang sangat cepat. Selain itu, film ini juga telah memberikan titik cerah bagi masa depan DC untuk lebih mengembangkan waralaba Batman yang juga memiliki potensi.
Itu dua sedikit review Joker. Bagaimana menurut kamu, apakah Joker layar mendapatkan nominasi film terbaik 2019? Jangan lupa ikuti terus DuniaGames.co.id untuk informasi menarik seputar film lainnya ya.
BACA JUGA >> Selain Joaquin Phoenix, Ini Dia 5 Aktor yang Pernah Menjadi Joker
Sumber gambar utama: DuniaGames
FANPAGE FACEBOOK: Duniagames
INSTAGRAM: @duniagames.co.id
LINE@: @duniagames
YOUTUBE: Dunia Games
Apps DG: tsel.me/dgapps
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.