[REVIEW] NBA 2K25, Banyak Konten Tapi Mikrotransaksi Ganggu Banget
2K Games akhirnya telah merilis seri NBA 2K25. Apakah seri terbaru layak untuk dimiliki? Simak ulasannya di sini!
Games | 18 September
Oleh Rizky Nurcahyanto
NBA 2K sudah jadi seri game yang tidak asing lagi buat para pecinta olahraga basket dan gamer, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Setiap tahunnya, NBA 2K selalu dinanti karena menghadirkan simulasi basket terbaik yang dipadukan dengan berbagai mode permainan, grafik realistis, dan inovasi yang bikin pengalaman bermain jadi lebih seru. Tapi, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh NBA 2K25? Apakah ini benar-benar game baru dengan banyak pembaruan signifikan, atau hanya sedikit polesan dari game sebelumnya?
Kali ini, penulis mendapatkan kesempatan dari 2K Games untuk mengulas NBA 2K25 versi PC. Setelah memainkannya kurang lebih 10 jam, mari kita lihat apakah game ini benar-benar layak buat dibeli atau hanya sekadar “copy-paste” dari edisi sebelumnya dengan sedikit tambahan fitur. Yuk simak sama-sama gaes!
Grafis dan Animasi Lebih Halus, Tapi Tidak Ada Perubahan Signifikan
NBA 2K25 kembali hadir dengan visual yang ciamik. Kalau kamu ssudah main versi sebelumnya, kamu pasti setuju kalau grafik di NBA 2K memang selalu jadi daya tarik. Dari detail wajah pemain, gerakan, hingga detail lingkungan lapangan, semuanya kelihatan sangat realistis. Buat kamu yang main di PC atau konsol next-gen, game ini bisa bikin kamu terpukau dengan kualitas grafiknya.
Tapi, game ini juga punya ukuran file yang cukup besar, yaitu sekitar 133GB. Ukurannya hampir sama dengan game-game besar lainnya kayak Starfield dan Baldur’s Gate 3. Jadi, kalau kamu mau download NBA 2K25, pastiin kamu punya ruang penyimpanan yang cukup besar.
Salah satu peningkatan utama di NBA 2K25 adalah adanya animasi baru yang disebut ProPLAY. Animasi ini dirancang buat bikin gerakan pemain terlihat lebih halus dan realistis, terutama saat kamu lagi dribble atau shooting. Gerakan pemain di layar sekarang semakin mirip dengan gerakan pemain asli di dunia nyata.
Ada juga sistem dribble baru yang memungkinkan kamu buat transisi dari dribble ke tembakan dalam satu gerakan yang mulus. Di sisi pertahanan, kamu juga bisa lebih cepat menutup pergerakan lawan dengan hanya satu gerakan analog stick yang tepat.
Meskipun peningkatan ini bikin pengalaman bermain jadi lebih halus dan realistis, sayangnya tidak ada perubahan besar yang bikin game ini terasa beda dari versi sebelumnya. Penambahan animasi ini lebih terasa sebagai penyempurnaan daripada inovasi revolusioner.
Alhasil, kalau kamu suka detail dan simulasi realistis, peningkatan animasi ini bakal bikin kamu puas. Tapi kalau kamu berharap ada perubahan besar yang bikin game terasa fresh, mungkin kamu bakal sedikit kecewa karena perubahan ini lebih ke arah perbaikan kecil.
The City: Dunia Terbuka yang Luas, Tapi Mikrotransaksi Masih Mengganggu
Satu fitur yang sudah jadi ciri khas NBA 2K adalah The City. Ini adalah dunia terbuka di mana kamu bisa menjelajahi berbagai area, ikut tantangan, dan bahkan balapan gokart keliling kota. Buat kamu yang suka eksplorasi di luar lapangan basket, The City di NBA 2K25 menawarkan dunia yang lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan edisi sebelumnya.
Salah satu tambahan menarik di The City tahun ini adalah Proving Grounds, area baru yang bentuknya mirip koloseum Romawi dengan wajah Michael Jordan terpampang besar di dindingnya. Di sini, kamu bisa ikut pertandingan basket pickup yang lebih kompetitif. Walaupun desainnya agak aneh, area ini bikin pengalaman main di The City jadi lebih seru dan berkesan.
Tapi, meskipun The City seru buat dijelajahi, ada satu masalah besar yang tidak bisa diabaikan: mikrotransaksi. VC (mata uang virtual) adalah elemen penting di NBA 2K25. Kamu butuh VC buat hampir semua hal, mulai dari beli baju, sepatu, hingga upgrade atribut pemain kamu. Masalahnya, harga VC ini makin tidak masuk akal. Misalnya, buat beli kaos Adidas biasa, kamu harus ngeluarin sekitar 8.000 VC. Ini bikin banyak pemain merasa dipaksa buat beli VC dengan uang asli biar bisa bersaing.
Mikrotransaksi ini tidak cuma bikin pengalaman bermain jadi terasa mahal, tapi juga bikin banyak pemain kesal karena harus terus-menerus ngeluarin uang ekstra buat sekadar bisa menikmati konten game. Padahal, setelah kamu beli game seharga premium, kamu berharap bisa menikmati semua fitur tanpa harus terus-terusan bayar lagi.
Meskipun begitu, The City tetap jadi tempat yang menarik buat dijelajahi, terutama kalau kamu suka main mode MyPlayer dan MyCareer. Ada juga fitur faction baru, di mana kamu bisa pilih antara dua kubu: Elite dan Rise. Keduanya punya markas dengan tema yang unik, seperti kapal bajak laut dan pabrik robot.
The City di NBA 2K25 memang menawarkan banyak hal seru dan menarik, tapi elemen mikrotransaksi yang terlalu dominan bikin beberapa pemain merasa tidak nyaman. Kalau kamu bukan tipe gamer yang suka ngeluarin uang ekstra buat mikrotransaksi, game ini tidak cocok buat kamu.
MyCareer dan MyPlayer: Mode Andalan, Tapi Terasa Mulai Basi
Mode MyCareer masih jadi salah satu daya tarik utama di NBA 2K25. Di mode ini, kamu bisa bikin karakter pemain (MyPlayer) dan memulai perjalanan buat jadi bintang NBA. Mode ini menghadirkan pengalaman simulasi yang lengkap, dari mulai karier di level sekolah, hingga bermain di NBA.
Tahun ini, NBA 2K25 menambahkan elemen cerita baru yang disebut Heart of a Dynasty. Cerita ini menceritakan perjalanan karakter kamu sebelum masuk ke NBA. Tapi, kalau kamu tidak terlalu tertarik sama narasi panjang, kamu bisa langsung skip dan langsung masuk ke pertandingan NBA.
Salah satu peningkatan di NBA 2K25 adalah sistem build baru buat MyPlayer. Sistem ini memungkinkan kamu buat mengatur atribut dan kemampuan pemain sesuai dengan gaya main yang kamu inginkan. Misalnya, kamu bisa bikin pemain dengan kemampuan dribble yang lebih baik, atau pemain dengan tembakan yang lebih akurat. Tapi, meskipun sistem ini lebih fleksibel, perubahan yang ditawarkan tidak terasa signifikan sejak awal permainan. Kamu butuh waktu yang cukup lama buat ngerasain manfaat penuh dari fitur ini.
Ada juga fitur baru, Squad Finder, yang dirancang buat membantu kamu nemuin partner main di The City. Sayangnya, fitur ini belum bekerja maksimal dan sering kali tidak efektif buat nyari teman main yang sesuai.
Mode MyCareer dan MyPlayer masih jadi salah satu yang terbaik di NBA 2K25, tapi inovasi yang ditawarkan terasa lebih sebagai penyesuaian kecil daripada perubahan besar. Buat pemain lama, mode ini mungkin mulai terasa basi karena tidak ada perombakan yang signifikan.
MyTeam dan MyNBA: Lebih Banyak Mode, Tapi Masih Terasa Sama
Di NBA 2K25, mode MyTeam kembali hadir buat kamu yang suka koleksi kartu pemain dan membangun tim impian. Ada beberapa mode baru kayak Breakout dan Triple Threat Park yang menambah variasi gameplay. Mode-mode ini memberikan pengalaman bermain yang lebih cepat dan ringan buat kamu yang tidak mau terjebak dalam permainan panjang.
Sementara itu, mode MyNBA yang memungkinkan kamu mengelola tim NBA selama beberapa dekade masih jadi salah satu fitur terbaik di game ini. Mode ini cocok buat kamu yang suka simulasi manajemen tim dan skenario “what if”. Tapi, penambahan Steph Curry Era yang memecah dekade 2010-an jadi dua terasa agak tidak perlu. Apalagi, beberapa pemain besar dari era ini seperti John Wall, Blake Griffin, dan Andre Iguodala tidak ada di game ini, yang bikin pengalaman jadi kurang lengkap.
MyTeam dan MyNBA memang masih jadi mode yang solid dan seru buat dimainkan, tapi kurangnya inovasi besar bikin mode ini terasa stagnan, terutama buat pemain yang sudah lama main NBA 2K.
The W: Potensi Besar, Tapi Masih Belum Dimaksimalkan
Mode WNBA, yang dikenal dengan nama The W, kembali hadir di NBA 2K25. Kamu bisa main sebagai pemain WNBA dan mengikuti perjalanan karier mereka. Walaupun kehadiran WNBA di game ini adalah langkah positif, sayangnya mode ini masih belum terasa maksimal. The W punya mode MyPlayer sendiri, tapi skalanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan NBA, dan mode ini tidak terhubung sama The City.
Padahal, kalau WNBA lebih terintegrasi ke The City, mungkin bakal banyak pemain yang lebih tertarik buat eksplorasi mode ini. Apalagi dengan langkah-langkah yang sudah diambil, seperti menempatkan A’ja Wilson di sampul game bersama Jayson Tatum, seharusnya NBA 2K25 lebih serius dalam mengembangkan mode ini.
Meskipun WNBA mendapat pengakuan yang layak di NBA 2K25, mode The W masih terasa kurang berkembang. Ada banyak potensi yang belum dimaksimalkan, dan mode ini butuh lebih banyak pengembangan biar bisa bersaing dengan mode NBA lainnya.
NBA 2K25 dalam Segi Teknis
Untuk memainkan NBA 2K25, penulis menggunakan PC dengan spesifikasi i5-9400F, GeForce RTX 3060, dan RAM 16GB. Spesifikasi ini sudah cukup mumpuni menjalankan game ini dengan lancar. Dengan spesifikasi rekomendasi yang diberikan di halaman Steam, game ini memang tidak memerlukan spesifikasi terbaru untuk bisa memainkannya. Namun sedikit catatan gamer yang memainkan versi PC harus telah meng-install DirectX and Visual C++ Redistributable 2019 serta prosesor yang memang support AVX2 dan kartu grafis dengan DirectX 12.
Selain itu, penulis merekomendasikan kamu untuk memainkannya dengan controller agar pengalaman bermain lebih asyik.
Worth It Gak Buat Dibeli?
NBA 2K25 adalah game yang besar dengan banyak konten. Buat kamu yang suka basket atau sudah lama main NBA 2K, game ini masih menawarkan banyak hal seru buat dinikmati. Dari grafik yang realistis, mode permainan yang beragam, hingga fitur-fitur yang bikin pengalaman bermain semakin menarik.
Tapi, masalah mikrotransaksi yang terus ada bikin pengalaman bermain jadi kurang menyenangkan, terutama buat pemain yang tidak mau ngeluarin uang lagi setelah membeli game ini yang sudah cukup mahal. Selain itu, inovasi yang ditawarkan di NBA 2K25 lebih banyak terasa sebagai penyesuaian kecil daripada perubahan besar.
Penulis sendiri sempat mengulas seri NBA 2K24 beberapa waktu lalu, di mana rasanya memang tidak ada perbedaan siginifikan yang ditawarkan pada seri terbaru ini. Nah kesimpulannya jika kalau kamu baru pertama kali main NBA 2K, game ini masih worth it buat dicoba karena ada banyak hal yang bisa kamu eksplorasi. Tapi kalau kamu sudah punya NBA 2K23 atau 2K24, kamu mungkin tidak bakal nemuin alasan kuat buat segera upgrade ke NBA 2K25.
Secara keseluruhan, NBA 2K25 adalah game yang solid, tapi terjebak dalam pola lama. Ada banyak hal yang bisa dinikmati, tapi sayangnya masih ada beberapa masalah yang bikin game ini tidak terasa fresh.
Untuk skor, penulis akan memberikan skor 7/10 untuk NBA 2K25.
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.