[REVIEW] The Last of Us Part II, Keberhasilan Naughty Dog yang Memancing Emosi
Akhirnya Naughty Dog telah merilis The Last of Us Part II. Nah apakah game ini layak mendapatkan skor 10/10? Simak ulasan versi Dunia Games di sini gaes.
Review | 24 June
Oleh Rizky Nurcahyanto
Tujuh tahun lalu Naughty Dog telah merilis sebuah game dari waralaba baru berjudul The Last of Us untuk PlayStation 3. Masih teringat jelas bagaimana game tersebut hadir dengan visual yang memukau untuk sebuah konsol generasi ketiga milik Sony ini.
Bahkan kisah petualangan kedua karakter ikonis yang melekat pada waralaba tersebut begitu dicintai oleh para penggemarnya. Tidak heran karakter Joel dan Ellie juga menjadi bagian pop culture yang tidak terpisahkan sampai saat ini.
Kesuksesan The Last of Us juga diikuti dengan game stand alone Left Behind yang mengisahkan kisah persahabatan Ellie dengan temannya, Riley. Bahkan ketika PlayStation 4 telah rilis, Sony dan Naughty Dog juga merilis versi Remastered yang memberikan kualitas visual yang lebih baik lagi dari generasi sebelumnya.
Hal ini tentu memicu pengguna PS4 semakin penasaran dengan apa yang disuguhkan oleh waralaba The Last of Us. Hingga pada tahun 2016 lalu, Naughty Dog mengumumkan The Last of Us Part II yang bakal menjadi kisah lanjutan yang telah lama ditunggu penggemarnya.
Walau diterpa berbagai masalah, mulai dari wabah COVID-19 yang membuat perilisannya diundur dan sempat muncul bocoran mengenai alur ceritanya, tapi tidak membuat Naughty Dog gentar untuk merilis game andalannya tersebut. Hingga pada tanggal 19 Juni 2020 kemarin, Naughty Dog akhirnya resmi merilis The Last of Us Part II untuk konsol PlayStation 4 serentak di seluruh dunia.
Kebetulan penulis mendapatkan kesempatan istimewa untuk mengulas The Last of Us Part II dari PlayStation Asia dan Naughty Dog. Setelah menghabiskan waktu 22 jam permainan, penulis merasakan gejolak perasaan yang bercampur aduk ketika memainkan The Last of Us Part II. Jujur saja, The Last of Us merupakan salah satu game favorit penulis dan memiliki harapan besar terhadap game yang dikembangkan oleh Naughty Dog ini.
Tapi pastinya kamu bakal bertanya, apakah The Last of Us Part II ini sehebat dan sesempurna seperti ulasan beberapa media di luar sana? Nah menjawab hal tersebut, berikut perspektif penulis. Tapi tenang saja, karena artikel ini TIDAK ADA SPOILER sama sekali.
Cerita yang Mengguncang Emosi
Kamu yang pernah memainkan The Last of Us di PS3 atau memainkan versi Remastered pasti sudah sangat penasaran tentang bagaimana kisah petualangan Joel Miller dan Ellie selanjutnya. Tapi apa yang disuguhkan oleh Naughty Dog dalam The Last of Us Part II justru sangat tidak terduga. Bahkan bila kamu seorang penggemar berat akan merasa tidak terima dengan apa yang disuguhkan sepanjang permainan.
Tapi inilah kecerdasan Naughty Dog dalam mengemas sebuah game. Mereka berhasil membuat perasaan pemainnya terguncang dan dipenuhi dengan kekalutan.
Penulis akan sedikit mengisahkan latar belakang dari The Last of Us Part II ini, di mana game ini berlatar pada waktu 5 tahun pasca ending di game pertamanya. Joel dan Ellie berhasil menuju ke sebuah kota kecil yang berada di Jackson, Wyoming, Amerika Serikat.
Ellie yang sudah beranjak usia 19 tahun membuat Joel merasa bisa melepas tanggung jawabnya. Namun kedamaian Ellie tidak berlangsung lama karena terjadi sebuah insiden besar yang membuat dirinya tergerak untuk melakukan perjalanan jauh yang dapat mengancam nyawanya. Bersama dengan teman barunya, Ellie harus keluar dari zona nyaman dan memulai petualangan baru.
Dipetualangan barunya tersebut, Ellie justru harus berhadapan dengan dua faksi baru, yakni Washington Liberation Front (WLF) dan Seraphite (Scars). WLF adalah faksi yang berisikan pasukan yang dibekali senjata api dan anjing peliharaan. Sedangkan Seraphite (Scars) lebih suka menyerang secara diam-diam dengan bersembunyi dan lebih sering menggunakan senjata busur panah.
Melihat keadaan semakin terhempit, Ellie harus memutar otak untuk bisa menyelesaikan apa yang menjadi tujuannya. Tapi apa yang dicari oleh Ellie sebenarnya tidak setimpal dengan apa yang telah terjadi padanya.
Cerita The Last of Us Part II yang begitu diluar dugaan, membuat penulis tidak habis pikir dengan apa yang telah dilakukan oleh Naughty Dog terhadap game andalannya tersebut. Untuk merasakannya, tentu kamu harus memainkannya langsung game ini.
Visual yang Sangat Memukau
The Last of Us Remastered berhasil membuktikan kalau Naughty Dog berniat untuk memberikan pengalaman visual yang baik untuk pengguna PlayStation 4. Tapi dalam The Last of Us Part II ini sepertinya Naughty Dog telah melakukan sesuatu yang merevolusi industri game. Mereka berhasil membuat sebuah game dengan visual yang memukau dan cukup realistis.
Naughty Dog telah berhasil mendobrak batas kemampuan grafis konsol PlayStation 4 hingga teratas. Oh ya, penulis memainkan game The Last of Us Part II ini pada konsol PlayStation 4 Slim dengan monitor beresolusi Full HD 1080p. Dengan spesifikasi tersebut, visual yang ditampilkan sudah sangat baik. Mungkin bila kamu memainkan pada PS4 Pro dan layar yang mendukung resolusi 4K dan HDR tentu akan memiliki kualitas visual yang lebih realistis lagi.
Setiap detail bangunan hingga tanaman terlihat begitu detail. Kamu bakal bisa melihat bagaimana sebuah toko yang telah ditinggal selama bertahun-tahun yang sudah dipenuhi dengan lumut dan bercak-bercak pada bagian dindingnya. Bahkan kaca-kaca pada gedung di rumah-rumah juga terlihat sudah mengusam dan menguning karena telah lama ditinggalkan. Elemen visual yang begitu realistis dan nuansa yang gelap juga membuat penulis terhanyut dalam permainan. Tak diragukan lagi kualitas visual The Last of Us Part II patut diacungi jempol.
Tapi penulis merasa visual yang ditampilkan dalam The Last of Us Part II terlalu banyak grain texture selama permainan. Penulis mengambil positifnya, mungkin Naughty Dog ingin benar-benar memberikan nuansa visual yang mencekam dengan efek tersebut.
Mempertahankan Mekanisme Gameplay Klasik
Bagi pemain yang sudah pernah mencoba The Last of Us pertama pastinya sudah tidak akan merasa asing lagi dengan mekanisme gameplay yang disuguhkan pada The Last of Us Part II. Hampir semua elemen yang disuguhkan hampir sama, namun Naughty Dog telah menambahkan fitur "Dodge" atau menghindar untuk memberikan keleluasaan pemain untuk menghabisi musuh. Kamu akan tetap berhadapan dengan fitur crafting dan upgrading sebagai penunjang selama permainan.
The Last of Us Part II juga mengadaptasi mekanisme stealth sama sepeti waralaba Assassin's Creed, di mana kamu bisa membunuh secara diam-diam dengan cara mengendap-endap di antara rerumputan yang tinggi. Dengan menunduk di rerumputan tersebut, musuh tidak akan melihat keberadaan karakter dan kamu bisa melancarkan serangan tiba-tiba dalam jarak dekat. Ini tentu menjadi mekanisme terbaik bila kamu tidak suka dengan cara yang bar-bar dan menghindari perhatian musuh.
Fitur dodge dalam The Last of Us Part II juga menjadi jawaban bagi kamu yang tidak sengaja atau dengan sengaja mengundang perhatian musuh. Kamu bisa menghindari setiap serangan musuh dan membalasnya hingga tidak berdaya. Secara keseluruhan, mekanisme gameplay The Last of Us Part II tidak memiliki banyak perubahan yang signifikan. Hanya beberapa penambahan kecil yang membuat gameplay terasa lebih sempurna.
Audio yang Dapat Mengubah Suasana
Tidak hanya visual yang memanjakan mata, audio juga menjadi bagian penting yang membuat The Last of Us Part II begitu spesial. Selama 22 jam permainan, pemain merasakan audio yang dapat mengubah suasana secara signifikan. Misalnya, ketika kamu akan bertemu dengan Infected, maka suara yang akan muncul akan terasa lebih mencekam dan ditambah dengan jeritan para Infected yang aneh. Tapi ketika kamu berasa di salah satu adegan yang menyentuh, maka audio juga berubah sehingga bakal membawa kamu terhanyut ke dalamnya.
Infected Masih Jadi Teman Setia
Walau sudah berlangsung lima tahun dari seri pertama, pada The Last of Us Part II kamu juga bakal bertemu kembali dengan Infected lama seperti Runner, Clicker, Stalker dan Bloater. Tapi selama lima tahun tersebut, ternyata Infected tersebut bermutasi menjadi beberapa Infected baru yang memberikan tantangan baru untuk dihadapi.
Infected menjadi bagian yang tidak akan terpisahkan dalam petualangan kamu dalam The Last of Us Part II. Dengan visual yang realistis, para Infected yang kamu hadapi justru terlihat sangat mengerikan dari versi sebelumnya. Beberapa Infected klasik memiliki gerakan yang bisa diprediksi, tapi ketika bertemu dengan Infected baru, kamu bakal berpikir dengan cepat dan melakukan berbagai cara untuk menghadapinya.
Inovasi Naughty Dog yang Menggumkan
Pada acara PSX 2017 lalu, duo pengisi suara Troy Baker dan Ashley Johnson membawakan sebuah lagu dengan sebuah gitar akustik sebagai bagian mempromosikan The Last of Us Part II. Tapi hal tersebut ternyata menjadi pertanda kalau dalam The Last of Us Part II bakal memiliki fitur bermain gitar.
Fitur ini tentu sangat menarik karena belum pernah ada pada game manapun. Fitur ini memanfaatkan fitur yang dimiliki DualShock 4, di mana untuk memetik gitar kamu harus mengelus bagian touchpad. Sedangkan kunci gitar yang dimainkan kamu dapat memilihnya dengan menggunakan analog.
Fitur unik ini juga memberikan rileksasi ketika sudah tegang berhadapan dengan musuh dan Infected yang menyebalkan. Bahkan saking menariknya fitur gitar ini, banyak gamer yang mencoba memainkan beberapa lagu lain dengan fitur gitar tersebut.
Kesimpulan - Keberhasilan Naughty Dog
Jika melihat beberapa poin di atas, semua elemen yang ada pada The Last of Us Part II terlihat sempurna. Yup, memang kenyataanya seperti itu dan penulis mengakuinya. Apa yang disuguhkan Naughty Dog memang telah mendobrak industri game dengan merilis sebuah game yang berkualitas yang berjalan pada sebuah konsol PlayStation 4. Semua aspek mulai dari visual, audio, mekanisme gameplay, dan lainnya dikemas secara hati-hati demi membuat pemain terjerembak pada cerita yang disuguhkan.
Karena waralaba The Last of Us sudah menghiasi budaya pop culture hingga tujuh tahun lamanya, sehingga banyak gamer yang berekspetasi lebih terhadap kisah selanjutnya. Namun Naughty Dog justru berani mengambil resiko untuk menghadirkan cerita dan elemen yang sangat kontroversial bagi para penggemarnya.
Berbeda dengan seri pertama, yang mengisahkan petualangan antara seorang figur seorang ayah dengan anak angkatnya. Penggisahan kedua karakter tersebut juga ditata sangat rapih sehingga menarik untuk diikuti. Bahkan dalam Left Behind, penulis bisa merasakan persahabatan yang tulus antara Ellie dengan Riley. Sedangkan dalam The Last of Us Part II justru seperti seri Game of Thrones Season 8 yang menimbulkan banyak kekecewaan bagi para penggemarnya.
Secara keseluruhan penulis merasa sangat puas terhadap The Last of Us Part II. Mengesampingkan sisi cerita yang menurut penulis menjadi kekurangan, game ini memang layak mendapatkan skor ulasan yang tinggi. Tentu untuk merasakan pengalaman yang sama, kamu harus juga mencoba memainkan langsung The Last of Us Part II.
Nantikan informasi seputar game lainnya serta jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games untuk update info yang tak kalah menarik.
Baca Juga >> Seagate akan Luncurkan Hardisk Khusus Edisi The Last of Us Part II
Komentar ( 4 )
Please login to write a document.
DGUSER1036431
Aku mau top up
Balas
DGUSER1032636
Good bolehla
Balas
DGUSER1030828
Good sih
Balas
DGUSER1027896
Indonesia maju
Balas