Serial Adolescence yang tayang di Netflix telah mencuri perhatian penonton global berkat ceritanya yang intens dan menyentuh isu-isu sosial terkini. Dibintangi oleh aktor legendaris Stephen Graham, drama kriminal ini tak hanya menyajikan alur penuh ketegangan, tetapi juga simbolisme yang memancing diskusi di media sosial.

Dari opening credits yang penuh makna hingga akhir yang emosional, Adolescence meninggalkan banyak pertanyaan dan teori dari para fans. Berikut tiga fakta penting dari serial ini yang wajib diketahui penggemar.

Opening Credits Penuh Simbolisme: Foto Masa Kecil yang Sarat Makna

Salah satu elemen paling banyak dibicarakan dari serial Adolescence adalah montase foto-foto masa kecil yang muncul di opening credits setiap episode.

Diiringi musik latar yang sendu dan penuh nuansa, potongan-potongan gambar ini bukan sekadar hiasan, melainkan memiliki pesan mendalam yang secara tak langsung menyatu dengan tema besar serial ini yaitu hilangnya kepolosan masa anak-anak.

Para penonton yang jeli berspekulasi bahwa foto-foto tersebut merupakan gambar masa kecil dari para aktor anak yang tampil di tiap episode. Di Reddit, banyak yang menyimpulkan bahwa gambar-gambar itu dipilih untuk merepresentasikan bahwa setiap anak lahir dengan kepolosan, namun seiring berjalannya waktu dan pengaruh lingkungan, remaja bisa kehilangan arah dan terjerumus ke dalam kegelapan.

Salah satu pengguna Reddit menyebut, “Foto-foto itu menunjukkan bahwa kita semua lahir tanpa dosa, tapi ketika remaja, dunia bisa merusak kita.”

Teori lain menambahkan bahwa montase itu juga berfungsi untuk mengarahkan fokus penonton ke karakter tertentu dalam setiap episode, tergantung siapa yang paling disorot. Misalnya, episode pertama menampilkan lebih banyak foto Jamie, sementara episode kedua menampilkan kombinasi Jamie dan Katie.

Meskipun Netflix maupun para pemain belum mengonfirmasi kebenaran teori ini, namun mayoritas penonton setuju bahwa foto-foto itu punya peran penting dalam membangun suasana dan pesan dari tiap episode.

Kisah Jamie dan Dunia Gelap Internet: Cermin Masalah Sosial Nyata

Plot utama dari Adolescence berkisar pada Jamie Miller (diperankan Owen Cooper), remaja 13 tahun yang ditangkap di rumah orang tuanya atas tuduhan pembunuhan terhadap salah satu teman perempuannya. Stephen Graham memerankan sang ayah, Eddie Miller, sementara Christine Tremarco berperan sebagai ibunya, Manda.

Seiring penyelidikan berjalan, terungkap bahwa Jamie telah terpapar dunia gelap internet, khususnya komunitas ‘manosphere’, ruang daring yang dikenal menjadi tempat berkembangnya ideologi ‘incel’ (involuntary celibate), yaitu kelompok pria yang merasa terpinggirkan dalam hal hubungan romantis dan kadang menyebarkan kebencian terhadap perempuan.

Stephen Graham, aktor asal Liverpool, menyatakan bahwa serial ini terinspirasi dari kasus-kasus nyata yang melibatkan remaja dan kejahatan kekerasan. Ia menyebut bahwa kekerasan di kalangan remaja laki-laki kini sudah menjadi semacam “epidemi” di banyak wilayah. Adolescence berusaha menyoroti bagaimana kurangnya perhatian, teknologi yang lepas kontrol, dan lemahnya komunikasi orang tua dapat menjadi pemicu tragedi.

Serial ini pun menjadi refleksi mengerikan tentang bagaimana cepatnya anak-anak bisa kehilangan arah dalam era digital yang minim pengawasan dan penuh manipulasi.

Episode Terakhir yang Menguras Emosi: Fokus pada Orang Tua

Jika tiga episode awal menitikberatkan pada perjalanan Jamie, episode keempat dan terakhir mengambil sudut pandang berbeda yakni dampak psikologis yang dialami orang tuanya setelah tragedi yang menimpa keluarga mereka.

Episode ini berlatar pada hari ulang tahun Eddie, namun bukannya kebahagiaan, pagi hari dimulai dengan hal buruk: mobil van usahanya dirusak. Meskipun ada momen hangat saat istrinya menceritakan kisah cinta mereka pada anak bungsunya, kebahagiaan itu tidak bertahan lama.

Puncak emosional terjadi saat Eddie menerima telepon dari Jamie yang sedang berada di penjara. Dalam percakapan itu, Jamie menyampaikan bahwa ia akan mengaku bersalah atas pembunuhan Katie. Momen ini sangat mengguncang, terlebih karena Jamie hanya muncul lewat suara, memperkuat kesan jarak dan keterputusan emosional antara anak dan orang tua.

Setelah itu, Eddie dan Manda kembali terjebak dalam siklus diskusi tentang di mana letak kesalahan mereka sebagai orang tua. Eddie berusaha meyakinkan istrinya bahwa mereka telah melakukan yang terbaik, namun rasa bersalah dan penyesalan tetap menghantui.

Akhir episode—dengan kedua orang tua duduk menangis bersama—menjadi penutup yang tragis dan mengiris hati, sekaligus memperkuat pesan utama serial ini: bahwa tragedi tidak hanya merenggut nyawa, tapi juga menghancurkan keluarga.

Adolescence bukan sekadar serial kriminal biasa. Ia menyelami sisi tergelap masa remaja, kehancuran keluarga, dan realitas sosial yang kerap diabaikan.

Dari detail visual yang memikat, plot yang relevan, hingga akting emosional dari para pemain, serial ini memberikan pengalaman yang menggugah dan meninggalkan bekas mendalam bagi para penontonnya. Jika kamu belum menonton, Adolescence layak masuk daftar tontonanmu selanjutnya.

Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games.