3 Alasan RRQ Gagal Lolos Playoff MPL ID S16
RRQ gagal lolos playoff terjadi di season 16.
Mobile Legends | 21 October
Oleh DG Writer
Kejutan besar datang di akhir Regular Season MPL ID Season 16 ketika RRQ gagal lolos playoff untuk pertama kalinya dalam sejarah organisasi tersebut. Kekalahan di laga-laga krusial dan hasil akhir 2-1 melawan Natus Vincere ternyata tidak cukup untuk mengangkat posisi mereka ke enam besar klasemen. Padahal, RRQ sempat menunjukkan performa menjanjikan di pertengahan musim sebelum grafik penampilan mereka menurun tajam di fase penentuan.
Hasil ini menjadi pukulan besar bagi Kingdom—sebutan fans RRQ—yang selama ini terbiasa melihat tim kesayangannya selalu tampil di playoff, bahkan menjadi langganan top 3 setiap musim. Fakta bahwa RRQ gagal lolos playoff justru menandai perubahan besar dalam peta kekuatan MPL ID, di mana tim-tim baru seperti NaVi dan Alter Ego berhasil mengambil alih momentum yang biasanya dimiliki Sang Raja.
Kegagalan ini pun menjadi bahan evaluasi besar-besaran dari berbagai pihak, baik dari pengamat, mantan pemain, hingga fans yang menyoroti arah manajemen dan keputusan strategi RRQ sepanjang musim. Banyak faktor yang dinilai berkontribusi terhadap hasil buruk ini, mulai dari eksperimen lineup yang berlebihan hingga mentalitas pemain yang goyah di saat genting.
Dengan segala kontroversinya, RRQ tetap menjadi salah satu tim paling diperhatikan di MPL ID. Namun musim ini menjadi pengingat bahwa bahkan tim dengan sejarah terkuat pun bisa tersandung jika kehilangan arah dan kestabilan. Berikut ini adalah 3 Alasan RRQ Gagal Lolos Playoff MPL ID Season 16.
3 Alasan RRQ Gagal Lolos Playoff Menurut Dunia Games
1. Gonta-ganti Jungle
Salah satu faktor paling mencolok di balik RRQ gagal lolos playoff adalah keputusan tim yang terlalu sering mengganti jungler sepanjang musim. Dalam satu musim saja, RRQ sempat memainkan tiga nama berbeda di posisi penting ini—Zunes, Ferxiic, dan Sutsujin. Alih-alih menemukan kombinasi terbaik, rotasi yang terlalu sering justru membuat tim kehilangan ritme permainan dan arah strategi yang jelas.
Zunes menjadi sorotan pertama. Pemain muda yang baru mencicipi panggung MDL langsung dipercaya tampil di MPL tanpa proses adaptasi yang matang. Potensi yang dimilikinya memang besar, tetapi tekanan di level tertinggi esports Indonesia jelas bukan hal mudah. Zunes beberapa kali tampil canggung dan belum bisa memimpin tempo permainan seperti jungler-jungler top lainnya.
Ferxiic, yang seharusnya membawa pengalaman besar, juga tidak tampil sesuai ekspektasi. Setelah dua musim absen dari MPL, ia terlihat kesulitan beradaptasi dengan ritme kompetitif yang kini jauh lebih cepat dan agresif. Ironisnya, jungler yang justru tampil paling konsisten, Sutsujin, malah jarang diberi kesempatan bermain. Keputusan ini banyak dipertanyakan oleh fans karena ketika Sutsujin bermain, RRQ sering kali terlihat lebih stabil dan tenang dalam rotasi objektif.
2. Chemistry Rinz dan Idok yang Hilang
Salah satu kekuatan utama RRQ dalam beberapa musim terakhir adalah sinergi di sisi tengah dan bawah antara Rinz dan Idok. Kombinasi Mid–Roamer ini sempat jadi fondasi permainan agresif RRQ di paruh pertama musim, namun seiring waktu, chemistry keduanya perlahan memudar. Ketika koneksi itu hilang, gameplay RRQ pun kehilangan arah dan efektivitas rotasi mereka ikut menurun drastis.
Rinz, yang dikenal sebagai midlaner eksplosif, terlihat tidak sebebas biasanya. Beberapa kali positioning-nya kurang optimal karena komunikasi yang tidak sejalan dengan Idok. Di sisi lain, Idok—yang awalnya diharapkan bisa menjadi shotcaller utama—terlihat kesulitan menjaga tempo permainan saat tim berada dalam tekanan. Akibatnya, koordinasi RRQ di midgame sering berantakan dan sulit menutup pertandingan dengan efisien.
Ketika keduanya tidak tampil maksimal, kekuatan inti RRQ pun ikut menghilang. Duo Rinz–Idok sebelumnya menjadi penghubung antara sisi EXP, Gold, dan Jungle, namun di MPL ID Season 16, koneksi itu seperti terputus. Banyak momen di mana inisiasi terlambat, atau bahkan tumpang tindih, yang membuat RRQ gagal memanfaatkan momentum. Tak heran jika chemistry yang pudar ini disebut-sebut sebagai salah satu penyebab utama RRQ gagal lolos playoff.
3. Kena Mental
Faktor terakhir yang tak kalah penting adalah sisi mentalitas para pemain. Tekanan besar yang datang dari ekspektasi fans dan kritik di media sosial terbukti sangat berat untuk dihadapi. Setiap kali RRQ kalah, gelombang hujatan langsung membanjiri akun para pemain, dan seiring waktu, hal itu tampaknya benar-benar memengaruhi performa tim di stage.
Beberapa pemain terlihat kehilangan kepercayaan diri, terutama di laga-laga penting menjelang akhir musim. Kesalahan kecil di early game langsung berpengaruh ke gaya main tim secara keseluruhan. Alih-alih tampil solid, RRQ justru sering kehilangan fokus di momen-momen krusial—sesuatu yang jarang terlihat di era kejayaan mereka dulu.
Mental block ini semakin terasa ketika tekanan eksternal meningkat. Banyak pengamat menilai RRQ terlalu terbebani dengan “harus menang,” padahal roster mereka musim ini masih dalam tahap pembentukan. Kombinasi pemain muda dan veteran belum menemukan keseimbangan emosional yang kuat, dan hasilnya bisa dilihat jelas—RRQ gagal lolos playoff untuk pertama kalinya dalam sejarah MPL ID.
Kegagalan ini bukan akhir dari perjalanan RRQ, tetapi menjadi pelajaran besar untuk kembali membangun identitas mereka dari nol. Tim sebesar RRQ pasti akan belajar dari kesalahan ini dan berusaha memperbaiki segala kekurangan di musim depan. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa RRQ gagal lolos playoff di MPL ID Season 16 akan selalu dikenang sebagai titik balik penting—momen di mana Sang Raja akhirnya tersadar bahwa dominasi tanpa arah tidak akan bertahan selamanya.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Game.
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.