Badarawuhi atau Siksa Kubur? Mana yang Bisa Kamu Tonton Duluan?
Inilah ulasan mana yang mesti kamu tonton duluan antara Badarawuhi atau Siksa Kubur. Penasaran? Ini ulasan lengkapnya untuk dibahas.
Movie | 17 April
Oleh Imadudin R A
Setelah perayaan Lebaran, pecinta film horor di bioskop dihadapkan pada dua pilihan menarik, Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur, dua karya yang dinantikan dari dua sutradara terkenal Indonesia, Kimo Stamboel dan Joko Anwar. Kedua film ini telah memikat hati lebih dari satu juta penonton sejauh ini, menandai kesuksesan mereka di layar lebar.
Namun, jika kamu belum memutuskan untuk menonton salah satu dari keduanya, pertanyaannya adalah mana yang harus dipilih lebih dulu? Sebagai seseorang yang telah menonton kedua film tersebut, penulis dapat memberikan analisis yang dapat menjadi panduan kamu sebelum memutuskan untuk pergi ke bioskop.
Badarawuhi di Desa Penari menawarkan pengalaman yang mendalam dengan atmosfir mencekam yang terasa sangat autentik, sementara Siksa Kubur menonjolkan plot yang kompleks dan karakter yang kuat. Pilihan tergantung pada preferensi kamu, apakah kamu lebih suka kengerian atmosferik yang mendalam atau plot yang menggigit dengan karakter yang kuat.
Ini ulasan mengenai Badarawuhi atau Siksa Kubur yang bisa kamu tonton lebih dulu!
1. Badarawuhi Memiliki Nuansa Mistis yang Melekat
Berbeda dengan Siksa Kubur, di prekuel KKN di Desa Penari ini, nuansa darah dan kekerasan tidak begitu menonjol. Kimo malah memilih untuk mengeksplorasi horor yang lebih berfokus pada perasaan merinding manusia ketika dihadapkan pada ketidakpastian. Salah satu momen yang paling menonjol adalah ketika penonton disuguhi dengan penampakan lembut yang tiba-tiba lenyap saat mendekati pos ronda tempat para pemuda tertidur.
Baca Juga:
- 21 Film Dokumenter Terbaik yang Bisa Kamu Saksikan di Netflix Saat Ini
- Selain Ice Cold: Jessica Wongso, ini 4 Film Dokumenter Netflix yang Fenomenal
- Jadi Film Horor Terlaris, KKN di Desa Penari Perlu Diadaptasi ke Game ala DreadOut
Badarawuhi di sini juga tidak menghadirkan sosok yang menyeramkan secara visual. Sebaliknya, Kimo memilih untuk menggunakan pendekatan yang menggambarkan sosok tersebut seperti iblis yang mencoba menggiring manusia ke kehancurannya sendiri dengan godaan-godaan. Dengan demikian, film ini menyajikan suasana horor yang dapat dinikmati tanpa perlu merasa terlalu terkejut atau terganggu oleh adegan-adegan yang terlalu mengerikan.
2. Siksa Kubur Sangat Brutal
Seperti yang sudah kita ketahui, gaya khas Joko Anwar dalam membuat film horor selalu menghadirkan nuansa yang dipenuhi dengan adegan-adegan berdarah dan kekerasan yang intens. Warna merah seringkali menjadi dominan dalam penggambaran ceritanya.
Dalam film-filmnya, kita seringkali disajikan dengan adegan-adegan yang tak segan menunjukkan momen-momen yang menggelitik perasaan, seperti contohnya ketika Nani mengalami nasib tragis karena kulit dan wajahnya terkelupas, atau saat Pak Wahyu memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan senjata api. Tak ketinggalan, adegan siksa kubur yang menyisakan kesan mencekam juga berhasil menghadirkan ketegangan yang tiada tara, terutama saat disaksikan oleh karakter Sita.
Jika kamu adalah penggemar horor dengan nuansa seperti itu, maka film ini adalah pilihan yang tepat untuk kamu. Namun, bagi yang mudah merasa mual atau terganggu dengan adegan-adegan seperti yang telah dijelaskan, tentu perlu mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk membeli tiketnya.
3. Kompleksitas Cerita Berbeda
Setelah mempertimbangkan perbedaan dalam pengalaman horor dari kedua film tersebut, langkah berikutnya adalah memikirkan model cerita yang disajikan. Film karya Kimo Stamboel ini memiliki cerita yang lebih mudah dipahami dan alurnya terlihat lebih sederhana, terutama menjelang akhir film. Di sisi lain, karya Joko Anwar menonjolkan detail-detail adegan yang penting bagi penonton untuk memahami inti dari ceritanya. Tanpa memahami hal tersebut, kebanyakan penonton mungkin akan merasa kebingungan setelah film berakhir.
Jadi, jika Anda menginginkan cerita yang lebih simpel dan mudah dicerna, Badarawuhi di Desa Penari merupakan pilihan yang tepat. Namun, bagi mereka yang senang dengan tantangan dan lebih fokus pada detail-detail cerita, Siksa Kubur adalah tontonan yang cocok. Dengan demikian, pilihan film bergantung pada preferensi masing-masing penonton, apakah ingin cerita yang mudah diikuti atau lebih mendalam dan kompleks.
4. Mana yang Bisa Ditonton Duluan?
Berdasarkan tiga pertimbangan tersebut, Badarawuhi di Desa Penari menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang menginginkan pengalaman horor yang lambat namun mendebarkan, tanpa terlalu banyak adegan yang terlalu mengerikan atau mengganggu. Ceritanya yang sederhana juga cocok untuk penonton yang ingin menikmati film tanpa perlu terlalu banyak berpikir.
Di sisi lain, Siksa Kubur lebih cocok untuk para penggemar genre horor gore atau mereka yang tidak terganggu dengan adegan-adegan brutal. Film ini juga menarik bagi penonton yang suka menyelami detail-detail cerita, karena Joko Anwar telah menyisipkan banyak elemen tersirat yang memperkaya pemahaman terhadap film tersebut.
Dengan demikian, kami telah memberikan analisis mengenai kedua film horor ini, Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari. Semoga informasi ini membantu kamu dalam memilih film yang sesuai dengan preferensi dan ketertarikan kamu.
Nantikan informasi seputar game lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya.
Kamu juga bisa beli voucher untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games!
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.