Beberapa Hal Menarik dari Onimusha: Way of the Sword
Inilah sejumlah hal menarik dari Onimusha: Way of the Sword. Penasaran? Mari kita simak satu per satu!
Games | 26 August
Oleh Imadudin R A
Capcom kembali menghidupkan salah satu waralaba klasiknya lewat Onimusha: Way of the Sword, sebuah reboot yang menghadirkan perpaduan aksi brutal dan nuansa historis Jepang abad ke-16. Sebagai judul baru dari seri Onimusha, game ini menawarkan pengalaman mendalam yang menggabungkan realisme pertarungan samurai dengan elemen supernatural khas Capcom.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa hal menarik yang membuat game ini begitu dinantikan, mulai dari gameplay penuh presisi, penggambaran tokoh legendaris Miyamoto Musashi, hingga bagaimana Capcom menyuntikkan nuansa sinematik dalam setiap duel.
Jangan lewatkan update terkini seputar video game dan film, baca berita terbaru hanya di Dunia Games.
1. Pertarungan Samurai yang Presisi dan Intens
Salah satu daya tarik utama Onimusha: Way of the Sword adalah bagaimana Capcom merancang sistem pertarungan yang terasa tajam, responsif, dan penuh ketegangan. Jika Nioh dikenal dengan pendekatan stance-based yang kompleks, Onimusha lebih fokus pada realisme duel samurai. Sebagai pemain, kita mengendalikan Miyamoto Musashi, seorang pendekar legendaris Jepang, yang setiap gerakan pedangnya terasa akurat dan penuh makna.
Dalam demo yang ditampilkan di Gamescom, pertarungan melawan Sasaki Ganryu memperlihatkan betapa intensnya sistem ini. Setiap serangan lawan memiliki pola jelas yang dapat dipelajari, dan pemain bisa memilih untuk menghindar, menangkis, atau membalas dengan serangan balik yang mematikan. Parry yang sukses memberikan animasi khusus di mana Musashi melancarkan tebasan kuat yang tidak hanya merusak kesehatan lawan, tetapi juga mematahkan poise mereka.
Uniknya, sistem stamina dan bullet time saat melakukan dodge memberi pemain kesempatan untuk berpikir cepat. Momen ini menghadirkan sensasi duel sinematik layaknya film Kurosawa, di mana satu langkah keliru bisa berakhir fatal. Bukan sekadar adu refleks, tetapi juga adu strategi dan kesabaran. Pertarungan samurai yang realistis inilah yang membuat Onimusha terasa berbeda dari Soulslike lainnya.
2. Miyamoto Musashi: Legenda yang Dihidupkan Kembali
Banyak game Jepang mengambil inspirasi dari sejarah, tetapi Onimusha: Way of the Sword memilih jalur yang lebih autentik dengan menjadikan Miyamoto Musashi sebagai protagonis utama. Musashi adalah figur nyata dalam sejarah Jepang, dikenal sebagai pendekar pedang tak terkalahkan yang menciptakan strategi Niten Ichi-ryƫ.
Capcom menampilkan Musashi bukan hanya sebagai karakter fiksi, tetapi sebagai sosok yang terasa manusiawi. Gerakannya lincah namun realistis, jauh dari kesan berlebihan. Hal ini membuat pemain benar-benar merasa seperti seorang samurai yang berjuang dengan keterampilan, bukan sekadar kekuatan supernatural.
Namun, unsur fantasi tetap hadir. Dalam beberapa momen, Musashi bisa menyerap energi dari musuh yang dikalahkan, menandakan adanya sentuhan dunia gaib khas seri Onimusha. Perpaduan antara sejarah dan supernatural inilah yang menjadi ciri khas waralaba ini sejak awal. Dengan menjadikan Musashi sebagai pusat cerita, Capcom berhasil mengikat pemain dengan ikatan emosional sekaligus menghadirkan penghormatan pada warisan budaya Jepang.
Selain itu, rivalitas dengan Sasaki Ganryu, musuh bebuyutan Musashi, dijadikan titik fokus. Pertarungan melawan Ganryu bukan sekadar duel biasa, melainkan representasi simbolis dari salah satu kisah paling terkenal dalam sejarah samurai. Hal ini menambah bobot narasi dan memberikan nuansa epik yang jarang ditemui dalam game aksi modern.
3. Nuansa Sinematik yang Menghidupkan Setiap Duel
Selain gameplay, Onimusha: Way of the Sword juga unggul dalam atmosfer dan presentasi visualnya. Capcom memanfaatkan teknologi generasi terbaru untuk menciptakan suasana Jepang abad ke-16 yang kelam namun menawan. Hujan deras, kastil gelap yang suram, hingga cahaya redup obor menciptakan imersi kuat yang membuat setiap langkah terasa berarti.
Pertarungan melawan Ganryu, misalnya, digambarkan seperti adegan klimaks dalam film samurai klasik. Kamera dinamis mengikuti setiap ayunan pedang, percikan api muncul saat bilah senjata beradu, dan detail kecil seperti topi jingasa Ganryu yang hancur menambah kesan dramatis. Efek sinematik ini tidak hanya mempercantik visual, tetapi juga mendukung gameplay. Pemain dapat merasakan ketegangan duel seolah sedang menyaksikan pertarungan nyata.
Capcom tampaknya terinspirasi dari karya sinema Jepang seperti Kurosawa dalam menciptakan ritme pertarungan yang penuh jeda, ketegangan, dan klimaks. Hasilnya adalah pengalaman bermain yang bukan hanya menantang secara mekanik, tetapi juga memukau secara estetis.
Onimusha: Way of the Sword bukan sekadar kebangkitan waralaba klasik, melainkan reinterpretasi modern yang membawa tradisi lama ke generasi baru. Dengan sistem pertarungan samurai yang presisi, penggambaran otentik Miyamoto Musashi, dan nuansa sinematik yang mendalam, Capcom berhasil menghadirkan pengalaman unik yang memadukan sejarah dan fantasi.
Game ini bukan hanya untuk penggemar lama Onimusha, tetapi juga untuk pemain baru yang mencari tantangan dan atmosfer khas Jepang feodal. Jika Nioh menawarkan aksi penuh gaya dan kompleksitas mekanis, maka Onimusha hadir sebagai pengalaman yang lebih intim, realistis, dan emosional.
Menunggu perilisan resminya pada 2026, jelas bahwa Onimusha: Way of the Sword berpotensi menjadi salah satu action-RPG terbaik generasi ini. Pertarungan samurai yang dramatis, kisah legendaris Musashi, dan eksekusi visual menawan membuat game ini sangat layak diantisipasi oleh para pencinta game dan sejarah Jepang.
Nantikan informasi-informasi menarik lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games ya. Kamu juga bisa dapatkan voucher game untuk Mobile Legends dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games.
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.