Inilah 7 Game Tradisional Indonesia yang Pernah Populer, Kamu Masih Ingat?
Para bocil zaman now mana tahu tujuh game tradisional Indonesia yang sempat populer ini gak ya?
Games | 17 August
Oleh Syahdan
Sekarang sepertinya kita sudah sangat jarang melihat anak-anak kecil yang memainkan game tradisional. Anak kecil generasi sekarang justru lebih banyak ditemukan nongkrong di warnet, game center, dan sibuk mantengin smartphone untuk bermain.
Game tradisional sendiri memang lebih populer dimainkan oleh anak-anak di perkampungan ketimbang anak-anak perkotaan. Sayangnya dengan zaman yang semakin modern, banyak anak-anak di kampung pun yang sudah meninggalkan game tradisional. Game apa saja itu? Yuk lihat di bawah.
1. Congklak atau Dakon
Game tradisional congklak memang lebih populer di kalangan anak perempuan, dan umum dimainkan di berbagai daerah di Indonesia. Untuk bisa memainkan permainan ini, kalian membutuhkan sebuah papan khusus dengan 16 lubang serta 98 butir biji congklak atau biji kerang.
Biasanya congklak ini dimainkan oleh dua orang pemain. Biji congklak kemudian dibagi rata ke dalam 14 di tengah. Pemain yang sedang bermain harus mengambil biji congklak dari salah satu lubang kemudian meletakannya satu per satu ke setiap lubang di sisi kanannya.
Sekarang game tradisional ini juga telah hadir dalam versi game mobile, dan bisa kamu dapatkan secara gratis. Walaupun sudah bisa dimainkan lewat smartphone, tetapi sensasi berinteraksi secara langsung ketika bermain congklak tidak akan tergantikan.
2. Engkleng, Engklek, atau Taplak Bumi
Siapa yang masih ingat dengan game tradisional engkleng, engklek, atau taplak bumi ini? Permainan yang tak membutuhkan banyak biaya ini memang sudah jarang terlihat di jalanan, khususnya Ibukota.
Untuk memainkan game tradisional ini cukup mudah, pemain dapat membentuk gambar seperti beberapa kotak dan setengah lingkaran di bagian atasnya. Kotak yang dibuat bisa berbentuk huruf T, 3 kotak vertikal, kemudian 3 kotak horizontal, 1 kotak vertikal dan 2 kotak horizontal.
Setiap pemain harus melompat melewati setiap kotak dengan menggunakan 1 kaki dan tidak boleh melebihi atau keluar dari garis kotak. Jika ada pemain yang terjatuh atau melanggar, maka harus meletakkan batu di satu kotak terakhir sebagai tanda untuk mengawali giliran selanjutnya.
3. Ular Naga
"Ular naga panjangnya bukan kepalang~" Itulah sepengal lirik yang selalu dinyanyikan ketika anak-anak bermain game tradisional Ular Naga. Permainan ular naga ini bisa dimainkan minimal oleh 7 orang anak; 2 orang bertugas sebagai penjaga dan sisanya akan berjalan melewati penjaga.
Para pemainnya cukup berbaris dengan saling memegang pundak temannya dan berjalan melewati kedua penjaga. Ketika lagu berhenti, penjaga akan menangkap salah satu orang dan yang tertangkap harus keluar dari permainan.
4. Layangan
Ketika anak-anak sekarang lebih memilih memainkan gadget di dalam rumah, anak-anak zaman dulu lebih memilih untuk bermain di luar. Layangan adalah salah satu game tradisional yang sangat populer pada zamannya.
Semua orang dulu memainkannya, baik anak kecil, remaja, dewasa bahkan orang tua. Tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli layangan, karena mainan ini terbuat dari bambu yang diikat menggunakan benang dan ditempeli kertas atau plastik.
5. Petak Umpet
Saat ini sudah sangat jarang menemukan sekumpulan anak-anak yang bermain di luar rumah ketika menjelang sore hari. Padahal anak-anak zaman dulu sering sekali menghabiskan waktu sore mereka untuk bermain petak umpet di luar rumah.
Untuk memainkannya sangat mudah, yaitu pilih beberapa pemain yang mau ikut main, lalu buat aturan untuk bersembunyi; biasanya sih tidak boleh bersembunyi terlalu jauh. Setelah itu, pilih satu pemain untuk berjaga, dan pemain lainnya diharuskan bersembunyi dan jangan sampai ketahuan.
6. Bentengan
Game tradisional bentengan umumnya mudah ditemukan di lingkungan sekolah. Bentengan merupakan permainan berkelompok yang membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari, dan strategi.
Permainan ini memanfaatkan dua 'benteng' yang terbuat dari pohon atau tiang dengan lapangan luas. Tiap kelompok bisanya terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Aturan permainan ini juga cukup mudah, yakni menjaga benteng agar tidak disentuh oleh kelompok lawan.
Masing-masing orang memiliki tugasnya, ada yang menjaga benteng, mengejar dan menawan anggota kelompok musuh, dan menyentuh benteng. Permainan ini merupakan salah satu game tradisional yang sangat baik digunakan untuk berolahraga; karena setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan.
7. Gobak Sodor, Hadang, atau Galaksin
Game tradisional ini memiliki berbagai nama sendiri di setiap daerah di Indonesia, akan tetapi memiliki aturan dan cara bermain yang sama. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9x4m yang dibagi menjadi 6 bagian.
Tujuan permainan ini adalah bekerja sama antara satu penjaga dan penjaga lain agar lawan tidak lepas kendali keluar dari penjagaan. Sayangnya, saat ini game tradisional gobak sodor sudah jarang ditemui, terkecuali pada saat event Agustusan saja.
Itulah tujuh game tradisional yang saat ini sudah mulai dilupakan para anak muda di Indonesia. Jangan lupa untuk follow Instagram dan Facebook Dunia Games.
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.