Kisah Inspiratif Winter, Pro Player Ladies Honor of Kings (HOK) dari Team Vitality
Winter, salah satu pemain dari Team Vitality memukau banyak penonton saat dirinya tampil impresif di HOK Championship 2024.
Honor of Kings | 28 October
Oleh Haris Firmansyah
Dalam dunia esports yang seringkali didominasi oleh laki-laki, keberadaan pemain perempuan menjadi sorotan tersendiri. Winter, salah satu pemain dari Team Vitality memukau banyak penonton saat dirinya tampil impresif di HOK Championship 2024.
Kisah Inspiratif Winter
Winter berbagi perjalanan menariknya dalam menapaki karier di game Honor of Kings (HOK). Berikut adalah wawancara eksklusif yang membahas motivasi, tantangan, dan harapan di masa depan.
Awal Ketertarikan di Dunia Esports
"Saya sudah menjadi gamer sejak usia 9 tahun, jadi gaming sudah menjadi bagian besar dari hidup saya. Pilihan untuk bermain HOK muncul karena semua teman saya memutuskan untuk memainkannya, jadi saya ikut bergabung," ujarnya saat ditanya mengenai awal ketertarikan di dunia esports.
Motivasi utama pemain ini untuk terus berkompetisi sangat menginspirasi. "Saya ingin membuktikan bahwa meskipun esports saat ini didominasi oleh laki-laki, bukan berarti tidak ada ruang untuk perempuan. Siapa pun yang bermain lebih baik berhak mendapatkan tempat di panggung," jelasnya.
Momen Paling Berkesan
Momen paling berkesan dalam kariernya adalah saat dia berhasil lolos dalam trial untuk timnya. "Itu adalah momen yang sangat menggembirakan bagi saya," kenangnya.
"Tentu saja, pencapaian paling membanggakan adalah saat saya berhasil mencetak 8-0. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, terutama karena itu adalah kali pertama saya bermain di panggung," ungkapnya.
Dalam menjaga performa dan mental di tengah kompetisi yang ketat, dia memiliki beberapa strategi. "Saya menonton video, bermain di peak season dan rank, mencatat selama review permainan, dan yang terpenting, beristirahat," katanya.
Tantangan sebagai Pemain Perempuan
Sebagai salah satu dari sedikit perempuan di dunia esports, dia mengakui adanya tantangan. "Orang-orang mengomentari di media sosial, tetapi saya tidak terlalu terpengaruh oleh komentar yang saya lihat," katanya. Dia menambahkan bahwa jika ada yang bersikap tidak baik, cara terbaik adalah menjadi versi terbaik dari diri sendiri saat bermain.
Dalam mengatasi stereotip gender yang masih ada, dia berpendapat bahwa lebih banyak promosi mengenai gameplay perempuan perlu dilakukan. "Esports tim dan HOK sebaiknya lebih fokus pada permainan kami daripada hanya menjadikan kami sebagai duta," sarannya.
Dia berharap komunitas esports dapat mendukung lebih banyak perempuan untuk berkarier di bidang ini. "Lebih banyak perempuan berbakat dan berani harus bergabung dengan komunitas ini. Jangan merasa malu atau khawatir," pesannya.
Saat ditanya tentang kunci untuk mematahkan stigma bahwa esports adalah dunia laki-laki, dia mengatakan, "Saya rasa banyak perempuan berbakat di luar sana yang harusnya lebih percaya diri untuk bersinar."
Ketika ditanya siapa yang menjadi inspirasi terbesar dalam kariernya, dia menyebutkan Ctboy, yang telah berkorban dan beradaptasi dari roamer menjadi ADC, dan kini menjadi jungler. "Dia adalah contoh pengorbanan dan perubahan yang luar biasa," katanya.
Tentang pengalaman bermain dalam tim yang semuanya laki-laki, dia merasa nyaman. "Pengalaman saya sangat nyaman di tim yang didominasi laki-laki, karena di luar pekerjaan kami adalah teman baik," ujarnya.
Tentang strategi latihan bersama tim, dia menekankan pentingnya scrim yang efektif dan komunikasi yang baik. "Detail sangat penting dan kami selalu merencanakan jauh-jauh hari," katanya.
Meskipun sangat mencintai game HOK, dia tidak melihat dirinya menjadi pelatih atau manajer di masa depan. "Tidak, saya tidak melihat diri saya menjadi pelatih atau manajer," ujarnya.
Pesan dan Tips untuk Perempuan yang Ingin jadi Pro Player
Dia memiliki pesan untuk perempuan muda yang bercita-cita menjadi pemain esports profesional: "Ikuti kemana passion Anda membawa Anda."
Dia juga berbagi tips untuk pemain HOK yang ingin berkompetisi di level profesional. "Skill yang paling penting adalah bakat, meskipun terdengar buruk, kerja keras hanya bisa menutupi bakat alami orang lain dalam banyak kasus," tambahnya.
Melalui perjalanan yang penuh tantangan dan inspirasi, pemain dari Team Vitality ini menunjukkan bahwa dengan semangat dan kerja keras, perempuan dapat bersaing di dunia esports. Harapannya adalah untuk memotivasi lebih banyak perempuan untuk mengejar impian mereka di bidang ini. Dunia esports memang milik siapa pun yang berani mengejar mimpinya, tanpa memandang gender.
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.