[Legends of the Month] Mengenal Rezaly Surya Afhany, Pejuang Esport di Tanah Air
Pada kesempatan kali ini, Dunia Games ingin memperkenalkan tokoh esport tanah air yang bernama Rezaly Surya Afhany. Simak perjalanannya!
Games | 29 June
Oleh Syahdan
Halo semuanya! Pada kesempatan kali ini Dunia Games ingin memperkenalkan rubrik baru bernama “Legends of the Month”. Rubrik ini hadir dalam rangka mengapresiasi beberapa tokoh penting yang menginspirasi dan memberikan pengaruh besar terhadap dunia esport di Indonesia. Dan, pada edisi perdana kali ini, Dunia Games menghadirkan nama Rezaly Surya Afhany.
Dikenal sebagai Bang Jaly, ia adalah seorang karyawan Telkomsel sejak 2004. Perjalanannya hingga di tahun 2020 tidaklah mulus. Banyak lika-liku yang harus dihadapi dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi Bang Jaly.
Berbagai departemen sudah dicicipinya, mulai dari sales, komunitas, grapari, hingga bagian reporting. Tepat di tahun 2015, Bang Jaly masuk ke dalam subdir dengan spesialis konten digital yang merupakan 2nd wave product legacy telco.
Bagaimana Bang Jaly bisa masuk ke dalam dunia game? Ini semua berawal dari idenya yang ingin memperkenalkan alat bayar, khususnya kepada pelanggan Telkomsel dalam melakukan top-up voucher game.
Dari sini, akhirnya Bang Jaly melakukan pendekatan melalui media hingga roadshow berupa turnamen-turnamen kecil dengan target grassroot -- berharap bisa mengubah stigma buruk tentang game di masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2017, Bang Jaly pun bersama tim menggelar IGC 2017 dengan mempertandingkan tujuh game yang terbagi ke dalam dua kategori, yakni PC dan mobile -- total hadiah Rp500,000,000. Kompetisi tersebut meliputi:
- PC Game: Dota 2, Point Blank, dan World of Tanks.
- Mobile Game: Vainglory, Clash Royale, Crisis Action, dan LINE Let’s Get Rich.
Dengan keseriusan untuk mengembangkan esport di Indonesia, pada saat itu Bang Jaly tidak hanya mengundang tim Dota 2 terbaik di Indonesia saja, seperti EVOS, Rex Regum Qeon, The Prime.NND, dan Boom.ID -- ada juga 16 tim kuat yang telah tersebar di beberapa negara Asia Tenggara. Tim-tim tersebut adalah:
- Bazaar - Malaysia
- Bazaar.Youth - Malaysia
- Clutch Gamers - Filipina
- Eagles Gigabyte - Thailand
- Entity Esports - India
- Execration - Filipina
- GeekFam - Malaysia
- HappyFeet - Filipina
- Intelligence Quotient - Kamboja
- Mineski.GG - Filipina
- MiTH - Thailand
- NextGen - Vietnam
- PewPew - Vietnam
- SeeYouAgain - Australia
- The Mongolz - Mongolia
- TrusT - Thailand
Turnamen yang digelar oleh Dunia Games ini bisa dibilang sangat sukses -- bahkan hampir di semua kualifikasi regional. Di Medan, meski babak kualifikasi diguyur hujan deras, para penonton sangat antusias menyaksikan pertarungan Dota 2 yang berlangsung di Britania Cyber Sports.
Pengunjung tidak hanya datang dari Medan saja, ada juga dari kota besar sekitar seperti Pekanbaru dan Padang yang juga menyaksikan turnamen bergengsi ini.
Dimulai dari pukul 9:00, venue pun akhirnya resmi dibuka. Bagi yang tidak kebagian tempat, dihadirkan juga layar untuk mereka yang ingin mendukung dari luar. Banyak respon positif yang didapatkan dengan terselenggaranya turnamen ini hingga akhirnya hari pertama selesai di pukul 22:00.
Tak bisa dipungkiri kalau Indonesia Games Championship 2017 membawa sebuah suasana baru untuk kancah esport di Indonesia, hingga akhirnya 2018, Bang Jaly bersama Dunia Games kembali menggelar turnamen ini dengan total hadiah yang lebih besar, yakni Rp600,000,000.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang mempertandingkan 7 cabang game, IGC 2018 hanya menghadirkan 5 game tapi dengan keseruan yang lebih meriah. Daftar game tersebut adalah Dota 2, Arena of Valor, Mobile Legends, Vainglory, dan LINE Let's Get Rich.
Tidak hanya menampilkan pertandingan game-game populer, ada juga performa keren dari para cosplayer dengan segala macam kreatifitasnya. Tak luput juga para youtuber yang ikut andil dalam rangka merayakan IGC 2018, seperti Afif Yulistian, Miawaug, Omsenanggamer27, EJ Gaming, Dyland PROS, dan masih banyak yang lainnya.
IGC 2018 bisa dibilang juga menjadi ajang yang mendekatkan komunitas kepada para tim favoritnya, seperti hadirnya acara meet and greet bersama tim Mobile Legends, EVOS Esports -- dengan Oura dan Jess No Limit yang saat itu menjadi bintangnya.
Usaha Bang Jaly untuk terus membuat esport Indonesia tidak hanya berhenti sampai di situ. Menjelang tahun 2019, ia membuat sebuah proyek baru yang dinamakan Dunia Games League (DGL) dengan format yang berbeda.
Jika IGC 2018 hanya berjalan selama satu bulan -- mulai dari kualifikasi hingga grand final, DGL berjalan selama lima bulan dengan babak kualifikasi yang terbagi ke dalam beberapa kota yang bisa juga disebut sebagai Amateur League (wadah bagi para gamer yang baru ingin terjun ke dunia esport) dengan game yang dipilih, yaitu Mobile Legends.
Bersamaan dengan diluncurkannya DGL, Bang Jaly juga menghadirkan Dunia Games Campus League (DGCL) untuk para mahasiswa di seluruh Indonesia dan Pro League (DGPL) untuk para pemain profesional dengan cabang game Free Fire.
Dalam kompetisi DGL ini, tim ONIC berhasil menjuarai turnamen Mobile Legends setelah berhasil mengalahkan Star8 Esports dengan permainan yang cukup sengit.
Sempat kewalahan pada game kedua, tim yang masih menggunakan roster seperti Sasa, Udil, Psychoo, Wann, dan Neyy mampu mendominasi dua pertandingan terakhir -- membuat pertandingan harus berakhir dengan skor akhir 3-1 untuk kemenangan ONIC.
Beralih ke pertandingan antar kampus yang diberi nama DGCL, ada pertarungan Free Fire yang menghadirkan 12 tim terkuat. Pertarungan Free Fire ini dijalankan selama 7 ronde yang mana berhasil dimenangkan oleh SFI.ZET. .
Tidak hanya sampai di situ. SFI.ZET juga mendaftarkan dirinya sebagai tim pro yang diberi nama SFI Zet Hades yang lagi-lagi mampu menjadi juara. Tim yang pada saat itu diisi oleh Yami, Legaeloth, Lord, dan Azura, tidak hanya berhak menjadi juara, tapi juga mengantongi uang tunai sebesar Rp250 juta.
Acara DGL, DGCL, dan DGPL yang digelar sejak Oktober 2018 hingga April 2019 ini bisa dibilang adalah salah satu pencapaian yang luar biasa dari sosok Bang Jaly, karena telah diikuti lebih dari 25.000 gamer di seluruh Indonesia. Bahkan, babak kualifikasi online yang ditayangkan secara live streaming di YouTube disaksikan lebih dari 5 juta views dengan total durasi mencapai lebih dari 35 juta menit!
Bang Jaly juga tidak hanya berhasil mengharumkan kompetisi esport di Indonesia, tapi juga menjalankan berbagai program yang bertujuan membantu sesama melalui #DGHealing. Melalui program ini, Bang Jaly mengajak para gamer untuk saling bergotong royong untuk membantu tenaga medis di Indonesia dalam melawan COVID-19.
Caranya pun sangat mudah. Kamu hanya perlu menyaksikan berbagai turnamen PUBG Mobile, Mobile Legends, hingga Arena of Valor yang telah menghadirkan berbagai tim dari penjuru Indonesia yang hadiahnya sendiri akan langsung didonasikan melalui kitabisa.com.
Adapun jika para gamer ingin ikut turut serta langsung dalam membantu tenaga medis di Indonesia, telah disediakan juga link ke halaman kitabisa.com untuk melakukan pendonasian. Dan, melalui cara ini, Bang Jaly bersama dengan Dunia Games telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp42 juta.
Usaha Bang Jaly dalam menjadikan Dunia Games sebagai wadah esport tidak hanya melalui berbagai kompetisi besar. Pada 2019, ia pun membuat terobosan baru dengan menghadirkan Dunia Games Waktu Indonesia Bermain (DGWIB). Dalam program ini, Bang Jaly akan menghadirkan turnamen-turnamen setiap minggunya dengan total hadiah yang juga cukup besar.
Mulai dari Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, AOV, hingga game-game PC seperti League of Legends, semuanya akan dirotasi sehingga semua gamer dari berbagai cabang game bisa merasakan ranah kompetitif. Dan, DGWIB juga tidak hanya menghadirkan berbagai pro player, tapi juga mempertemukan mereka dengan para tim amatir yang baru merintis karir.
Cara ini diyakini sangat efektif untuk membantu perkembangan esport di Indonesia untuk menjadi semakin besar, dan memberikan experience sendiri bagi para tim amatir yang ingin merasakan bertarung bersama tim pro.
Karena suksesnya program ini, minat para gamer untuk mengikuti kompetisi ini pun kian membesar -- dan ini terlihat bagaimana hari ke hari penonton live stream DGWIB di kanal YouTube Dunia Games kian membludak, salah satunya adalah pertarungan final DGWIB PUBG Mobile S4 kemarin yang berhasil mendapatkan total views 492 ribu, dan ini belum dikalkulasikan dengan hari-hari sebelumnya. Bisa dibilang juga, DGWIB adalah salah satu cara Bang Jaly untuk mengembangkan tim esport miliknya yang mana diberi nama DG Esports.
Berbicara mengenai DG Esports, tim ini awalnya berkembang melalui game Arena of Valor pada 2018 lalu, melalui akuisisi tim Relative Risk dengan roster utama:
- Priyagung ‘RuiChen’ Satriono - Observer
- Andra ‘Abud’ Rizkita - Dark Slayer Lane
- Frankie ‘Easy’ Anthony - Middle Lane
- Wahyu ‘siMontok’ Febri - Jungler
- Bryan ‘MightB’ Tamin - Abyssal Lane
- Taufik ‘Ayep’ Sopandi - Abyssal Lane
- Yosia ‘Y22’ Karisma - Manager/Coach
Bagi kamu yang sudah mengikuti AOV Star League S1, pasti tahu nama-nama besar ini. Kesuksesan anak-anak DG Esports di ajang ASL membuat beberapa dari mereka mencoba melebarkan sayap ke beberapa tim besar, seperti RuiChen yang kini menjadi pelatih dari tim AOV EVOS, Easy yang beralih ke RRQ, atau siMontok berpindah haluan ke SES (meski CLBK ke DG Esports setelahnya).
Berbicara tentang AOV, DG Esports saat ini adalah adalah salah satu tim terkuat. Terbukti, saat ini mereka menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang AOV Premier League (APL) 2020 bersama dengan ELVO. Untuk roster-nya sendiri, DG Esports diwakili:
- Taufik ‘Ayep’ Sopandi
- Yayan ‘Backdoor’ Hidayat
- Muhhamad ‘MAMMON’ Fikri
- Agus ‘SKRULL’ Fernando
- Ade ‘Melo’ Kurnia Febriansyah
Kesuksesan Bang Jaly dalam menggarap tim esport juga terbilang sukses. Hingga saat ini, Dunia Games memiliki berbagai macam divisi tim esport selain AOV, seperti Mobile Legends, Free Fire, CODM, dan baru-baru ini menghadirkan PUBG.
Pencapaian yang didapatkan oleh anak-anak DG Esports juga sangat luar biasa. Salah satu contohnya datang dari divisi CODM. Pada Major Series S2, dengan roster:
- Alif ‘VenomZT’ Rezky M (Support);
- Andhika ‘CloverZT’ Syukur (Rusher);
- M. Raihan ‘EhannZT’ Akbar (Sniper);
- M. Rivaturahman ‘ZenツZT’ (Rusher);
- Nizar ‘JetskyZT’ Alberic (Support).
Mereka mampu mengejutkan pro scene CODM dengan mengalahkan sang juara di musim sebelumnya, yakni GGWP dengan skor 2-1 dan menjadi runner-up setelah kalah di final melawan Bigetron Duty.
Langkah yang dicapai anak-anak CODM pada saat itu bisa dibilang tidaklah mudah. Mereka harus mengawalinya dengan perjalanan di babak Qualifier Bandung yang mana ternyata hanya mampu menjadi runner-up saja.
Karena hanya mendapatkan posisi runner-up saja, tim DG Esports harus ikut kembali babak qualifier yang berada di Jogja. Dengan permainan yang amat super cantik, tim DG Esports berhasil menduduki posisi pertama hingga melaju ke babak 16 besar Qualifier Major Series S2.
Di sini, tim DG Esports melaju mulus hingga berhasil menduduki posisi dua di babak qualifier dengan perolehan kemenangan sebanyak 13 dan hanya 2 kali kalah. Dengan kesuksesan ini, tim DG Esports akhirnya berhasil melaju hingga babak grand final CODM Major Series S2.
Konsistensi Bang Jaly dalam mengembangkan esport di Indonesia terlihat sangat keras sekali. Mulai dari membuat berbagai turnamen, hingga merasakan punya tim sendiri, semuanya dikerjakannya atas dasar kecintaannya dalam dunia esport. Adapun untuk saat ini, ia sedang berfokus dalam melaksanakan IGC 2020 yang sebentar lagi akan digelar.
Baca Juga >> Dapatkan Chicken di Ronde Akhir, DG Esports Melaju ke Grand Final PINC 2020
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.