[REVIEW] Sand Land, Lebih Dari Pertempuran Kendaraan di Padang Pasir yang Luas!
Sand Land menjadi game yang terinspirasi dari karya Akira Toriyama. Seperti apa game-nya? Simak ulasannya di sini yuk!
Game Review | 28 April
Oleh Rizky Nurcahyanto
Mengadaptasi sebuah manga ke dalam bentuk video game selalu menjadi perjalanan yang sarat dengan tantangan, terutama dalam menjaga esensi asli karya sambil memasukkan inovasi gameplay yang menarik dan relevan. "Sand Land," yang terinspirasi dari karya manga Akira Toriyama, merupakan langkah berani dalam eksplorasi genre open-world. Game ini menjanjikan petualangan seru yang mengeksploitasi kebebasan eksploratif yang luas, namun membawa juga tanggung jawab untuk memenuhi ekspektasi penggemar yang telah lama mengidolakan karya asli.
Keberanian ini muncul tidak hanya dari keinginan untuk memperluas cerita yang ada, tetapi juga dari upaya untuk memadukan visual yang khas dengan mekanisme permainan yang mampu mempertahankan keunikan naratif Toriyama. Sand Land juga menawarkan lebih dari sekadar replikasi; ia berusaha untuk memberikan nuansa baru yang dapat memperkaya pengalaman yang sudah ada, menavigasi antara kesetiaan terhadap sumber aslinya dan kebebasan kreatif yang memungkinkan pemain merasakan dunia Toriyama dengan cara yang sepenuhnya baru.
Nah kebetulan penulis mendapatkan kesempatan dari Bandai Namco untuk mengulas Sand Land, setelah memainkannya kurang lebih selama 10 jam, berikut ulasan penulis yang mungkin bisa membantu kamu sebelum membelinya. Yuk simak sama-sama berikut ini gaes!
Alur Cerita yang Kurang Greget
Sand Land mengajak pemain ke dunia pasca-apokaliptik yang dilanda ketidakadilan, mengeksplorasi koeksistensi yang rumit antara setan dan manusia yang bersama-sama melawan pemerintahan yang korup. Pusat cerita ini sendiri berfokus pada Prince Beelzebub, pangeran setan, yang memiliki kepribadian karismatik dan kepemimpinan yang tegas, sehingga cocok menjadi simbol perlawanan terhadap tirani. Dia tidak hanya menjadi tokoh sentral dalam perjuangan ini tetapi juga menggambarkan transformasi internal yang mendalam, berjuang antara naluri demoniknya dan keinginan untuk melakukan perubahan positif.
Selain itu, ada juga sosok Rao, veteran perang yang tersiksa oleh masa lalunya, dan Thief, salah satu ajudan Prince Beelzebub yang menemaninya dalam petualangannya. Ada juga sosok karakter wanita bernama Ann, mekanik jenius dengan pemahaman mendalam tentang teknologi kendaraan yang akan pemain gunakan sepanjang permainan.
Mereka bukan hanya rekan satu tim, tetapi juga simbol dari berbagai aspek kemanusiaan dan penebusan kesalahan yang mereka lalukan. Sayangnya, seringkali dialog dan pengembangan plotnya jatuh ke dalam pola klise, yang cenderung kurang memiliki dampak emosional yang seharusnya menarik dan mendalam. Cerita dari Sand Land sebenarnya memiliki banyak momen-momen yang bisa menguras emosi, tapi sepanjang perjalanan penulis merasa potensi yang besar justru kurang dieksekusi dengan baik, apalagi menggali ke dalam konflik internal masing-masing karakter atau konsekuensi dari perjuangan mereka tersebut seharusnya lebih greget.
Meskipun demikian, Sand Land berusaha untuk menawarkan sebuah cerita yang cukup kompleks dan berlapis, di mana perjuangan dan pertumbuhan karakter dihadirkan melalui cerita yang kaya dan penuh dengan aksi. Pemain akan diajak bukan hanya melakukan aksi brutal dari konflik yang ditampilkan, tetapi juga harapan dan kekuatan dari aliansi yang tidak mungkin, mencerminkan potensi untuk pemulihan dan perubahan dalam dunia yang penuh dengan kekacauan.
Jadi, apakah Prince Beelzebub dapat mengalahkan kekuatan tirani dan menghentikan kekacauan? Temukan jawabannya dengan memainkan Sand Land!
Gameplay Seru dan Menarik
Sand Land menawarkan sebuah perjalanan menarik ke dalam dunia terbuka yang luas dan dinamis, di mana eksplorasi dan pertarungan menggunakan kendaraan menjadi inti dari pengalaman bermain. Game ini dilengkapi dengan sistem kendaraan yang inovatif dan kompleks yang memungkinkan pemain untuk memanggil dan mengganti antara lima jenis kendaraan berbeda sesuai kebutuhan situasi yang dihadapi. Dari Tank Old Reliable yang tangguh untuk pertempuran skala besar, Jump Bots yang lincah untuk navigasi di ruang sempit, hingga Mech khusus untuk serangan jarak dekat maupun jauh, setiap kendaraan menawarkan keunikan yang meningkatkan kedalaman strategi dalam pertarungan.
Diperkirakan memerlukan waktu hingga 25 jam untuk menyelesaikan, Sand Land membawa pemain melewati berbagai lingkungan mulai dari padang pasir yang terik hingga hutan lebat yang penuh misteri. Lingkungan tersebut tidak hanya menawarkan pemandangan yang memanjakan mata tetapi juga menyediakan berbagai tantangan dan skenario gameplay yang beragam. Meskipun demikian, meski kaya akan visual dan variasi lingkungan, gameplay kadang-kadang terjebak dalam pola yang repetitif.
Misi dan tantangan yang berfokus pada kendaraan sering kali tidak sepenuhnya memanfaatkan potensi dari dunia game yang luas dan penuh variasi, yang bisa mengurangi kedalaman dan kekayaan pengalaman yang seharusnya lebih dinamis dan menggugah. Kritik ini menunjukkan bahwa sementara Sand Land memiliki fondasi gameplay yang solid, masih terdapat ruang untuk peningkatan dalam pemanfaatan elemen-elemennya secara lebih efektif untuk menghindari kesan monoton.
Visual dan Performa
Sand Land menonjolkan kekuatan visual yang mengagumkan dalam mengadaptasi gaya seni ikonik Akira Toriyama ke dalam format 3D. Game ini berhasil menerjemahkan desain karakter yang khas dan kendaraan imajinatif yang sering terlihat dalam karya Toriyama, dengan detail dan tekstur yang memikat. Sekuen kendaraan, yang merupakan inti dari gameplay, menunjukkan dinamika dan kecepatan yang mengesankan, sementara adegan potong mencerminkan nuansa dan emosi dari manga aslinya, memberikan kedalaman visual yang memperkuat narasi.
Namun, walaupun ada keberhasilan dalam aspek visual tersebut, presentasi keseluruhan game ini kadang-kadang mengecewakan. Bagian cut-scene sering kali terasa kaku, dengan animasi yang tidak mengalir secara alami, yang merusak imersi dalam momen-momen krusial cerita yang sedang dinikmati. Suara dari beberapa karakter juga tidak konsisten, ada beberapa karakter yang terdengar kurang meyakinkan, sehingga dapat mengurangi dari kesan otentik yang seharusnya bisa tersampaikan dengan baik. Walau ini sebenarnya kekurangan kecil, tapi tetap membuat pengalaman bermain kurang terasa mengalir, apalagi game ini mengadaptasi dari sebuah anime yang harusnya bisa lebih baik lagi.
Meski ada kelemahan, Sand Land tetap menyajikan beberapa momen visual yang menakjubkan yang benar-benar menarik pemain ke dalam dunianya yang luas dan penuh warna. Aspek-aspek ini, ketika berjalan dengan baik, berhasil menghidupkan dunia Toriyama dengan cara yang baru dan menarik, menunjukkan potensi yang ada dalam perpaduan antara seni tradisional dan teknologi modern. Namun, untuk mencapai konsistensi yang lebih tinggi dalam performa dan presentasi, diperlukan perhatian lebih detail dan peningkatan dalam teknik animasi dan voice acting.
Performa bermain Sand Land di PC
Penulis memainkan Sand Land versi Steam di perangkat PC dengan spesifikasi medium seperti i5-9400F, GeForce RTX 3060, dan RAM 16GB dan menggunakan media penyimpanan SSD 1 TB. Hasilnya, game ini terasa lancar tanpa ada kendala. Memainkan dengan resolusi 1920 x 1080 dengan semua pengaturan grafis High dan frame limit 120 FPS sudah sangat cukup memanjakan mata. Melihat bagaimana setiap karakter, lingkungan, hingga setiap efek yang ditampilkan sudah amat baik.
Penulis juga tidak menemukan bug yang mengganggu, sehingga dari kualitas grafis dan gameplay tidak ada keluhan sama sekali. Ini membuktikan bahwa Bandai Namco telah melakukan quality control yang amat baik sebelum mereka merilisnya.
Kustomisasi dan Interaksi
Sand Land memiliki elemen kustomisasi yang mendalam melalui sistem upgrade kendaraan yang canggih, memungkinkan pemain untuk menyesuaikan setiap aspek dari kendaraan mereka agar sesuai dengan berbagai skenario pertempuran. Kendaraan dapat dilengkapi dengan berbagai senjata, pelindung, dan modul khusus yang tidak hanya meningkatkan kinerja mereka tetapi juga secara visual mengubah tampilan mereka, memberikan kesan unik pada setiap pemain. Kustomisasi ini tidak hanya sebatas pada penampilan: penggantian mesin, pemasangan chip, dan penyesuaian kinerja akan mempengaruhi cara kendaraan beroperasi di medan pertempuran, memberikan pemain kendali penuh atas strategi dan gaya bermain mereka.
Selain itu, interaksi dalam game mencakup berbagai aktivitas yang memperkaya pengalaman pemain. Meskipun interaksi dasar dengan lingkungan dan karakter non-pemain cenderung sederhana, Sand Land kadang-kadang menambahkan elemen seperti teka-teki dan misi penyusupan yang memerlukan pemikiran dan strategi lebih dari sekadar kekuatan tempur. Elemen-elemen ini menambah kedalaman gameplay tetapi sering kali kurang konsisten dalam menarik minat pemain, yang mungkin menemukan bahwa beberapa bagian dari game ini kurang menantang atau terlalu mudah ditebak.
Namun, inovasi dalam kustomisasi kendaraan dan keberagaman tugas yang ada memberikan peluang bagi pemain untuk terlibat secara aktif dalam mengembangkan kemampuan mereka dan menguji keefektifan modifikasi yang mereka terapkan. Pembaruan dan pengembangan kendaraan berfungsi tidak hanya sebagai alat untuk kemajuan dalam cerita tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan pengalaman bermain secara keseluruhan, mendorong pemain untuk bereksperimen dengan berbagai kombinasi untuk mencari tahu apa yang paling efektif dalam situasi tertentu. Ini menciptakan lingkaran umpan balik yang memuaskan antara pemain, game, dan narasi yang bergerak maju.
Kesimpulan
Sand Land menghadirkan kontras yang menarik dalam dunia adaptasi video game, memadukan momen adaptasi yang brilian dengan periode yang cenderung monoton. Sementara game ini berhasil menangkap esensi dari karya Akira Toriyama dalam beberapa aspek, ia mengalami kesulitan untuk konsisten melakukannya sepanjang permainan. Fokus utama pada pertarungan kendaraan menjadi kekuatan sekaligus kelemahan, seringkali mengorbankan eksplorasi naratif yang lebih dalam dan interaksi karakter yang lebih kaya.
Secara keseluruhan, Sand Land merupakan usaha yang patut dihargai dalam menghidupkan manga tercinta dalam bentuk video game, namun masih meninggalkan keinginan bagi para penggemar untuk mendapatkan lebih banyak dari pengalaman yang ditawarkan. Permainan ini cukup solid namun tidak spektakuler, menangkap momen-momen yang membuat materi sumbernya spesial.
Dari segi teknis, walaupun terdapat beberapa kekurangan seperti AI musuh yang kurang variatif dan pertarungan bos yang monoton, sistem kendaraan menonjol sebagai fitur unggulan. Kemudahan dalam mengganti kendaraan yang disesuaikan dengan kebutuhan situasi menambah dinamika dan keseruan dalam gameplay. Namun, aspek tempur tangan-ke-tangan sering kali terasa kurang mendalam dan cenderung repetitif.
Meskipun memiliki kekurangan, Sand Land tetap menawarkan pengalaman yang cukup memuaskan dengan mempertahankan beberapa elemen inti yang membuat manga aslinya begitu dicintai. Namun, repetisi dalam quest dan kurangnya tantangan kreatif dapat mengurangi daya tarik jangka panjangnya bagi beberapa pemain.
Bagi penggemar karya Toriyama dan penggemar genre ini, Sand Land masih layak dicoba, terutama untuk menikmati inovasi dalam mekanika kendaraan dan desain visual yang menarik. Namun, bagi mereka yang mencari pengalaman naratif yang lebih mendalam dan gameplay yang konsisten menantang, mungkin akan merasa bahwa "Sand Land" masih memiliki beberapa area yang perlu ditingkatkan.
Untuk skor Sand Land, penulis akan memberikan skor 8/10!
Komentar ( 0 )
Please login to write a document.