Supermassive Games, developer yang terkenal dengan game horor Until Dawn telah merilis game baru. Game ini adalah The Quarry. Mengusung genre yang sama, apakah kualitas The Quarry bisa menyamai Until Dawn?

Kebetulan penulis mendapatkan kesempatan untuk menjajal The Quarry melalui review copy yang disediakan oleh publisher 2K. Awalnya penulis mengira jika The Quarry adalah sekuel atau setidaknya memiliki kaitan dengan Until Dawn. Namun ternyata itu salah. The Quarry adalah game yang berbeda dengan Until Dawn, dari segi cerita.

Alur Cerita Teen Horror Dipadu dengan Grafis Ala Film

Tema yang diangkat oleh The Quarry sama dengan Until Dawn yaitu mengenai teen horror. Elemen horor dijalin dalam cerita tentang anak muda dan masalahnya. Bagi gamer remaja mungkin tema yang diangkat oleh The Quarry akan bisa relate. Namun bagi gamer yang sudah dewasa seperti penulis cerita remaja ini bisa menjadi hit atau miss.

Spoiler, The Quarry menceritakan sembilan remaja yang terjebak di perkemahan musim panas Hackett’s Quarry. Rupanya perkemahan tersebut menyimpan rahasia gelap tentang kutukan manusia serigala atau werewolves yang melibatkan pemilik perkemahan yaitu keluarga Hackett.

Kesembilan remaja ini adalah Laura Kearney, Max Brinly, Abigail Blyg, Dylan Lenivy, Emma Mountebank, Jacob Custos, Kaitilyn Ka, Nicholas Furcillo, dan Ryan Erzahler. Mereka semua memiliki stereotipe remaja dalam film Hollywood. Misalnya Jacob dan Emma adalah pasangan yang baru putus karena cinta. Lalu ada Dylan yang selalu bergaya cool dan sering mengejek orang lain. Emma yang diam-diam menyukai Nicholas tapi tidak berani mengutarakannya.

 
Para remaja di game The Quarry diperankan oleh aktor dan aktris muda terkenal. Contohnya adalah aktor Justice Smith yang memerankan Ryan. Ia pernah tampil sebagai Tim Goodman, karakter utama di film Pokemon Detective Pikachu bersama dengan Ryan Reynolds.
 
Bukan cuma artis muda. The Quarry juga menghadirkan para artis senior seperti Ted Raimi yang berperan sebagai Travis, polisi dengan mimik muka yang super creepy. Lalu ada Lance Henriksen yang sering muncul dalam film Aliens tampil sebagai Jedediah, kepala keluarga Hackett.

Jadi dari segi akting, semua pemeran telah tampil maksimal. Dipadu dengan tampilan grafis yang apik, kamu akan disajikan oleh tampilan karakter yang realistis. Mimik wajah para karakter dalam game mampu memperlihatkan apa yang mereka sedang rasakan. Ketika dalam momen senang maupun sedih, mereka mampu memperlihatkan emosinya. Saat sedang dikejar oleh werewolves, mereka juga dapat menunjukkan rasa takut.

Menurut penulis ada beberapa momen dimana drama remaja ini berhasil penulis mengerti. Namun ada juga momen lainnya yang menurut penulis justru cringe. Mungkin ini sebabnya karena penulis adalah orang dewasa. Seandainya jika yang memainkan adalah remaja juga mungkin resepsinya akan berbeda.

Drama remaja ini cukup panjang disajikan dalam The Quarry. Jujur saja menurut penulis bagian tersebut agak membosankan. The Quarry baru mulai menarik ketika memasuki paruh kedua. Pada bagian ini werewolves mulai muncul dan membunuh sebagian dari para karakter utama.

Baca Juga: 

• 7 Game Horor Terbaru Segera Rilis Tahun 2020, Bikin Bulu Kuduk Merinding!
• 8 Game Horor Indonesia Terseram, Bakal Bikin Bulu Kuduk Selalu Berdiri!
• Lima Game Horor yang Seramnya Melebihi Cerita "KKN di Desa Penari", Berani Coba?

Gameplay Di mana Pemain Lebih Banyak Menonton

The Quarry adalah interactive drama horror game. Jika bermain game seperti ini jangan berharap seperti Resident Evil atau Silent Hill. Sepanjang permainan tugas kamu hanyalah menonton seperti layaknya sebuah film.

Tidak perlu khawatir lupa sedang bermain game. The Quarry juga memiliki sistem QTE (Quick Time Event) dimana kamu diharuskan untuk menekan tombol. Misalnya ketika karakter sedang berlari dari kejaran werewolves lalu tiba-tiba di depan ada pintu. Kamu harus menekan tombol yang ditentukan dalam waktu yang tepat agar karakter bisa membuka pintunya.
 
Kamu juga akan diminta untuk menjadi pembuat keputusan bagi karakter yang digunakan. Pemilihan keputusan ini akan berdampak dengan alur cerita. Bisa jadi si karakter akan mati karena kamu mengambil keputusan yang salah. Bisa juga malah membuat karakter lain yang menjadi korban. Jadi pastikan untuk selalu menyimak dialog agar tidak membuat keputusan yang salah.

 
Sekadar tambahan, The Quarry juga memiliki mode multiplayer. Kamu bisa bermain bersama teman secara online atau local co-op. Jadi mekanik dari mode multiplayer ini adalah setiap pemain akan menggerakkan satu karakter. Jadi setiap keputusan yang dibuat akan tergantung kepada pemain yang memainkannya.

Memiliki Banyak Ending, Poin Plus Untuk Replay Value

Ada banyak ending yang bisa ditemukan dalam The Quarry. Setiap keputusan yang dibuat akan menghasilkan ending yang berbeda. Spoiler, The Quarry setidaknya memiliki 186 ending. Kamu bisa menentukan nasib dari sembilan karakter utama. Apakah mereka akan mati atau tetap hidup. Uniknya game ini akan memberikan petunjuk kepada kamu mengenai nasib para karakternya.

Petunjuk ini datang melalui penerawangan yang dilakukan oleh karakter bernama The Hag. Karakter ini selalu muncul dalam setiap akhir chapter dan akan memberikan petunjuk kepada pemain melalui kartu tarot. Kartu ini bisa ditemukan saat bermain. Namun lokasinya tersembunyi. Melalui kartu tarot kamu bisa mengetahui nasib yang menanti karakter dalam game. Sehingga saat bermain nanti nasib buruk yang menanti bisa dihindari. Petunjuk ini sendiri sangat terbatas. Tergantung kepada kamu untuk menginterpretasikannya.

Kendala Teknis yang Dialami

Penulis memainkan The Quarry di PC. Spesifikasi PC yang penulis gunakan adalah i5-9400F, GeForce RTX 2060, dan RAM 16GB. Dengan spesifikasi tersebut penulis bisa memainkan The Quarry dengan spesifikasi medium atau high. Tapi ada kendala teknis yang sering penulis alami dan kendala ini bisa dibilang cukup mengesalkan.

Kendala ini adalah audio sync atau lag dimana visual dan suara tidak sinkron seperti semestinya. Kondisi ini biasanya terjadi setelah loading di mana mendadak visual berhenti total (layar gelap) sementara itu audio tetap berjalan. Kendala teknis ini tidak hanya dialami oleh penulis, tapi juga gamer lain yang memainkan The Quarry di PC (Steam). Diduga penyebabnya adalah launcher. 

Jika memainkannya di PC (Steam), kamu diharuskan untuk mengaktifkan dua launcher. Pertama launcher Steam sendiri lalu kamu akan dioper ke launcher milik 2K. baru setelah launcher 2K dijalankan, kamu baru bisa memainkan gamenya.

Hal lain yang perlu penulis utarakan mengenai masalah teknis adalah masalah tampilan visual ketika karakter dalam game sedang menengok. Kadang gerakan leher mereka bisa terlihat ‘abnormal’.

Kesimpulan

The Quarry adalah game untuk gamer yang lebih suka menonton cerita daripada memainkan gamenya sendiri. Genre game seperti ini memang sudah banyak sekarang. Tapi game buatan Suppermassive Games bisa dibilang lebih baik daripada yang lain. Sebabnya adalah deretan aktor dan aktris yang ikut terlibat. Ini juga merupakan nilai plus dari The Quarry.

Gimana, jadi penasaran ingin main The Quarry kan? Nantikan informasi seputar game lainnya dan jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram DuniaGames ya.

Kamu juga bisa beli voucher untuk Mobile Legends, Free Fire, Call of Duty Mobile dan banyak game lainnya dengan harga menarik hanya di Top-up Dunia Games! Untuk mendapatkan info-info khusus seputar giveaway, promo menarik, dan top up murah, jangan lupa untuk download apk Dunia Games di sini!

Baca Juga >> 10 Game Horor yang Perlu di Remake, Pasti Jadi Lebih Menyeramkan