Genshin Impact pun juga tak lepas dari drama para komunitasnya yang datang dan pergi begitu saja. Kali ini cukup viral karena tagar #BoycottGenshin trending di Twitter dengan lebih dari 50.000 tweet. Tagar ini seakan mengajak para pemain Genshin Impact untuk memboikot gamenya. Sebenarnya apa yang terjadi?

#BoycottGenshin mulai bermunculan setelah beberapa pengguna Twitter membuat surat terbuka kepada miHoYo yang berisi isu rasisme, pedofilia, keamanan akun hingga update yang memakan waktu cukup lama.

Isu rasisme yang ditekankan dalam surat ini mengenai kemiripan monster Hillichurl dengan bangsa primitif di dunia nyata. Mereka menganggap bahwa kemiripan ini berbahaya karena seakan tidak menghormati bangsa primitif. 

Selain itu, dua karakter yang berkulit hitam (Kaeya dan Xiangling) dilihat mereka memiliki sifat licik atau jahat. Para pengguna Twitter ini kembali menganggap topik tersebut seakan membuat orang berkulit lebih gelap berada di bawah orang berkulit lebih terang.

Untuk isu pedofilia, mereka menyebutkan ada satu NPC bernama Ulfr menyukai Flora, seorang NPC penjual bunga dengan perawakan gadis kecil. Hal ini mereka anggap mempromosikan isu pedofilia dari dalam game.

Di surat terbuka dari para pengguna Twitter ini juga menyebutkan isu keamanan akun Genshin Impact yang mudah dibobol orang lain. Isu ini memang sudah ada sejak lama dan masih belum ditangani secara sempurna oleh miHoYo. Mereka juga mengkritik lamanya waktu yang dibutuhkan untuk update konten baru dalam game.

Akibat viralnya sura terbuka berisi isu sensitif ini, tagar #BoycottGenshin viral dan menjadi topik pembahasan di komunitas Genshin Impact. Beberapa ada yang setuju, ada yang menentang, bahkan ada juga yang membuat topik ini menjadi meme. Bagaimana pendapat kamu?

Nantikan informasi seputar Naruto dan Boruto lainnya serta jangan lupa untuk ikuti Facebook dan Instagram Dunia Games untuk update info yang tak kalah menarik. 

Baca Juga >> Genshin Impact Bakal Mendapat Versi PlayStation 5, Bukan Bawaan dari PS4!